-->

Minggu, 08 Juni 2014

Aditya Iman Rizqy, Lulusan S1 Teknobiomedik Penerima Beasiswa Erasmus Mundus Eropa

Aditya Iman Rizqy, Lulusan S1 Teknobiomedik Penerima Beasiswa Erasmus Mundus Eropa - Teknobiomedik merupakan jurusan yang lahir di Universitas Airlangga sejak 2008, dengan berjalannya waktu, kini program studi ini telah melahirkan 2 angkatan yang telah lulus sarjana, yaitu angkatan 2008 dan 2009.

Disini penulis ingin sedikit berbagi tentang kiprah para alumni S1 Teknobiomedik (Biomedical Engineering) dalam menghadapi masa depan. Disini kami akan membahas seorang lulusan dari angkatan tahun 2008 bernama Aditya Iman Rizqy. Beliau kini sedang berada di eropa untuk melanjutkan studinya di bidang Biomedical Engineering.

Beliau mendapatkan beasiswa Erasmus Mundus yang akhirnya membawa mimpinya menjadi kenyataan. Sebuah beasiswa yang sangat sulit diperoleh di bidang Biomedical Engineering. Beliau mendapatkan beasiswa sebesar 45.000 Euro (setara 800 Juta Rupiah) untuk menyelesaikan studinya di Ceko dan Belanda (University of Groningen) di bidang Biomedical Engineering.

Aditya Iman Rizqy

Beliau adalah salah satu dari 6 orang yang terpilih dari seluruh dunia untuk dapat melanjutkan studi di eropa di bidang Biomedical Engineering. Dengan menempuh perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan beliau akhirnya dapat diterima dan melanjutkan studi di Eropa.

Aditya Iman Rizqy

Untuk mendapatkan beasiswa tersebut, beliau melalui perjuangan yang panjang dan melelahkan, mulai dari mempersiapkan persyaratan seperti nilai TOEFL dengan nilai minimal 580 dan nilai IPK yang diatas 3.00 (skala 4.00). Melakukan wawancara langsung dengan panitia beasiswa EM di Eropa melalui internet, dan perjuangan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu-persatu disini.

Aditya Iman Rizqy

Pada akhirnya kesabaran yang telah dilakukan oleh beliau membuahkan hasil, akhirnya beliau dinyatakan lolos dan memperoleh beasiswa tersebut. Sebuah prestasi yang membanggakan bagi Teknobiomedik Universitas Airlangga yang memiliki lulusan yang berprestasi dan mendapatkan beasiswa yang sulit diperoleh ini.

Aditya Iman Rizqy

Tidak berhenti di situ saja, beliau juga tetap menyemangati adik-adik yang baru lulus dan adik-adik yang masih menjalani kuliah untuk tetap bersemangat dalam menjalani hidup. Beliau juga memberikan tips-tips yang berguna bagi para lulusan yang ingin mendapatkan beasiswa ini.

Aditya Iman Rizqy

Alhamdulillah, dari lulusan yang selanjutnya (angkatan 2009) akhirnya berhasil menyumbangkan kembali seorang pejuang untuk membawa nama Teknobiomedik Universitas Airlangga untuk melanjutkan studi disana. Beliau bernama Zahrina Mardina, teman kami yang sama-sama angkatan 2009 yang secara menakjubkan berhasil diterima juga di beasiswa Erasmus Mundus di bidang studi Biomedical Engineering ini.

Aditya Iman Rizqy

Mas Adit ini nantinya akan menjalani masa studi selama 2 tahun di dua universitas yang berbeda, untuk tahun pertama beliau melakukan studi di negara Ceko, untuk tahun selanjutnya akan dilakukan di Jerman. Semoga Allah selalu memudahkan langkah dan niat baik beliau agar dapat menyelesaikan studinya dengan excellent. Aaamiin..

Aditya Iman Rizqy

Mas Adit sudah menghabiskan waktu hampir 1 tahun disana menjalani masa studinya. Semoga setelah menyelesaikan studi tersebut beliau dapat menjadi seseorang yang membawa nama baik bangsa dan negara dan memberikan serta mencurahkan ilmu yang dimiliki agar bermanfaat bagi kemajuan teknologi dan perkembangan teknologi di dunia medis. Aamiin...

Aditya Iman Rizqy

Foto-foto yang terlampir merupakan perjalanan beliau berkeliling Eropa, wah menyenangkan sekali bisa berkeliling ke sebuah tempat baru yang memiliki budaya, gaya hidup dan tradisi yang berbeda dengan negeri Indonesia.

Aditya Iman Rizqy

Aditya Iman Rizqy

Aditya Iman Rizqy

Aditya Iman Rizqy

Aditya Iman Rizqy

Aditya Iman Rizqy

Selamat kepada mas Adit karena berhasil mendapatkan beasiswa ini, semoga ilmu yang diperoleh bisa memberikan manfaat kepada diri sendiri dan masyarakat dan menjadi ilmu yang bermanfaat. Aamiin... :)



Bagi teman-teman yang ingin berkenalan lebih dekat dan ingin tahu lebih jauh tentang beliau bisa mengakses halaman blog beliau disini: adityaimanrizqy.blogspot.cz
Continue...


Senin, 24 Maret 2014

Program Mahasiswa Wirausaha PPKK Universitas Airlangga 2014

Program Mahasiswa Wirausaha PPKK Universitas Airlangga 2014

Program Mahasiswa Wirausaha PPKK Universitas Airlangga 2014

Untuk informasi lebih lanjut anda bisa mengunjungi website resmi PPKK Unair di:
http://ppkk.unair.ac.id/
Continue...


Senin, 14 Oktober 2013

Nanofiber PLGA (Poly Lactid co Glicolic Acid) dengan Coating Kitosan sebagai Kandidat Pembuluh Darah

Nanofiber PLGA (Poly Lactid co Glicolic Acid) dengan Coating Kitosan sebagai Kandidat Pembuluh Darah - Kontingen Universitas Airlangga (Unair) Surabaya akhirnya berhasil menduduki juara kedua, di bawah ITS, pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke 26 di Mataram. Pasalnya, di lomba itu Unair hanya bermodal 10 tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Tetapi dengan keterbatasan itu, mereka justru berhasil mendulang enam emas, dua perak, dua perunggu dan satu presentasi favorit.

Nanofiber PLGA (Poly Lactid co Glicolic Acid) dengan Coating Kitosan sebagai Kandidat Pembuluh Darah

Enam medali emas diraih dari empat presentasi karya tulis, dan dua lomba poster. Presentasi PKM yang meraih emas masing, masing berjudul “Pemanfaatan Ekstrak Sea Cucumber Terhadap Ekspresi Fibroblast Growt Factor-2 (FGF-2) dan Jumlah Sel Fibroblas pada Luka Pasca Pencabutan Gigi” atas nama Anang Dwi Permana Dkk.

Kemudian

“Nanofiber PLGA (Poly Lactid co Glicolic Acid) dengan Coating Kitosan sebagai Kandidat Pembuluh Darah” oleh Dita Ayu Mayasari dkk. 

”Revitalisasi Peran Karang Taruna sebagai Komunitas Penggerak Antimadat dan Seks Bebas (KOMPAS) Remaja di Kawasan Lokalisasi Dolly, Surabaya” oleh Dedik Sulistiawan Dkk. Serta “BORJAISE – Borak Jauh Ibu Senang” oleh M Al-Risqi Dharma Fauzi dkk.

Sedangkan dua emas yang lain dari lomba poster, yakni ”Sintesis dan Uji Bioaktivitas Senyawa Kimia Anti Tubercolosis (TBC) pada Spons Petrosia Alfiasi dari Perairan Selat Makassar” oleh Efinda Putri dkk. Dan ”Komersialisasi Testis Sapi dalam Pembuatan Hormon Metiltestosteron yang Diperkaya dengan Ekstrak Daun Meniran untuk Jantanisasi Ikan Nila” oleh Yeni Meitasari dkk.

Tim pendamping kemahasiswaan Unair Ganden Supriyanto mengatakan, prestasi ini diraih berkat  keseriusan tim dosen pembina, mahasiswa, dan universitas dalam mempersiapkan materi penelitian hingga sampai di pimnas.

Pasca Pimnas tahun 2012, pihaknya langsung berbenah mempelajari semua kelemahan dan berusaha meningkatkan kualitas berkaitan dengan pemilihan substansi materi dan penelitiannya hingga mencapai hampir 300 judul makalah yang didanai Dikti.

“Talangan dana universitas ketika dana Dikti belum turun, punya peranan sangat penting. Lalu kerjasama dengan BEM, tim pembimbing tak kenal lelah melakukan langkah-langkah  komprehensif peningkatan kualitas, pemilihan topik aktual dan agar jangan sampai proposal salah langkah. Jadi kuncinya adalah kebersamaan,” kata dosen FST Unair itu.

Ditambahkan Eduardus Bimo Aksono, TPKU Unair yang lain, keberhasilan masuk dua besar pimnas ini berkat benar-benar diarahkan pada ahli-ahli yang berkompetensi secara keilmuan. Selain itu dalam proses Unair juga melakukan apapun yang juga dilakukan Dikti, misalnya melaksanakan monev (Monitor dan evaluasi) tingkat lokal untuk menyaring sekaligus menguji proposal dari mahasiswa.

”Kami melupakan pesimis tahun-tahun yang lalu, karena Pimnas Unair ini sudah berada di jalur yang benar, tinggal meningkatkan kualitas saja,”tukasnya.

Original post by http://surabaya.tribunnews.com/ Penulis: Musahadah Editor: Adi Agus Santoso
Re-Posted by Shindu Ramandita

Selamat dan sukses kepada saudara-saudari Dita Ayu Mayasari, Agresta Afianti Ifada, Ova Oktavina, Zahrina Mardina, dan Riki Siswanto atas prestasi yang telah diukir untuk Teknobiomedik dan semoga kesuksesan selalu menemani langkah dan cita-cita anda semua. Aamiin..



Continue...


Alat Deteksi Detak Jantung Mobile Buatan Mahasiswa Teknobiomedik Universitas Airlangga

Alat Deteksi Detak Jantung Mobile Buatan Mahasiswa Teknobiomedik Universitas Airlangga - Bagi para penderita gangguan jantung, memastikan kondisi jantung dalam keadaan stabil setiap saat adalah hal yang penting. Tidak semua penderita gangguan jantung dapat rutin mengunjungi dokter atau rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kesehatannya. Permasalahan inilah yang ditangkap oleh tim peneliti mahasiswa Tekno Biomedik Universitas Airlangga dan berusaha untuk dipecahkan solusinya.

Alat Deteksi Detak Jantung Mobile Buatan Mahasiswa Teknobiomedik Universitas Airlangga

Gambar sebagai ilustrasi

HRMD atau Heart Rate Monitoring Device adalah sebuah alat untuk mendeteksi dini kelainan detak jantung pada manusia. Deteksi dini ini berguna sebagai tanda awal serangan jantung pada penderita penyakit jantung. Umumnya, alat semacam ini dapat ditemukan di rumah sakit tentunya dengan harga yang relatif mahal dan sulit untuk dibawa keluar dari rumah sakit. Namun, HRMD ciptaan Thiera Ramadanika, Tyas Istiqomah, Rizki Firsta W, dan Agresta Afianti ini menepis semua kendala di atas.

Alat ini memanfaatkan sensor cahaya yang dipasangkan di jari tangan pasien, kemudian akan disambungkan secara wireless kepada alat receiver yang terdiri dari mikrokontroler, buzzer, dan LCD. Proses deteksi hanya dilakukan selama 10 detik, selanjutnya di layar LCD akan muncul angka bradikardi dan takikardi pasien. Yang membuat HRMD ini berbeda adalah kemampuan HRMD untuk dibawa mobile oleh pasien.

“Pasien dapat membawa dan memeriksakan kesehatan jantungnya kapan saja dan pada kegiatan apapun. Hal ini, karena kami mengkonsep alat ini agar dapat dibawa-bawa. Yang penting, sensor cahaya terpasang dengan rapat di jari, maka pemeriksaan jantung bisa dilakukan kapanpun, tanpa harus ke rumah sakit,” Jelas Thiera.

Akurasi dari HRMD hingga saat ini masih 80%. Hasil ini didapat setelah tim ini melakukan kerja sama dengan dokter spesialis jantung untuk menguji alat temuannya ini.

“Kami mengharapkan akurasinya 100%, karena dalam hal kesehatan, selisih 1% pun akan berakibat sangat fatal. Oleh karena itu, kami masih harus melakukan uji komparasi lagi. Jika kemarin kami uji komparasi dengan ECG, selanjutnya kami ingin uji komparasi hasil deteksi dengan pasien monitor yang ada di rumah sakit,” jelas Rizki.

Produk inovatif ini diciptakan bukan tanpa kendala. Kendala terbesar selama proses penelitian dan penemuan alat adalah mendapatkan alat sensor cahaya.

“Kami sampai harus import dari Amerika untuk alat ini. Sebenarnya alatnya sih murah di sana, tapi biaya mendatangkan alat tersebut ke Indonesia yang membuatnya mahal,” tambah Tyas.

Alat temuan mahasiswa Tekno Biomedik Unair ini tergolong produk inovatif. Ke depannya, mereka berharap dapat memproduksi secara massal produk ini sehingga memudahkan pasien yang memiliki gangguan jantung.

Original post by nunk on http://unair.ac.id/unair_v1/profilmhs.unair.php?id=38
Posted by Shindu Ramandita
Continue...


 
Iklan Jawa Pos | Toyota Insurance | Trainingsgerate