-->

Jumat, 27 Mei 2011

Batu Ginjal (Oleh: Latifah Listyalina)

ABSTRAK
Batu ginjal merupakan salah satu kelainan yang terdapat pada saluran kemih dan ginjal. Kelainan dapat mengganggu fungsi ekskresi air kencing. Di samping itu, kelainan tersebut menyebabkan rasa, di antaranya mual dan muntah, perut kembung, demam, menggigil dan terdapat darah di dalam air kemih. 
Untuk itu, perlu diketahui hal-hal sebagai berikut: 
(a) apa batu ginjal, 
(b) pembentukkan batu ginjal, 
(c) gejala yang dirasakan,
(d) penyebabnya, dan 
(e) solusinya.

I. PENDAHULUAN
Masalah ginjal telah banyak dibicarakan, baik dari penyimpangan bentuk, fungsi, dan penyakit. Namun, karena keingintahuan manusia tentang ginjal, pembicaraan itu pun terus dilakukan. Pembicaraan itu dapat kita temui di media masa, buku, jurnal, bahkan di media elektronik, seperti di internet, teve, radio. Pada tulisan ini juga dibirakan masalah ginjal karena masih menarik untuk dibahas.
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital. Fungsi ginjal sebagai penyaring darah dari sisa sisa metabolism menjadikan keberadaannya tidak bisa tergantikan oleh organ tubuh lainnya. Kerusakan atau gangguan pada ginjal menimbulkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh. Akibatnya, aktivitas kerja terganggu dan tubuh jadi mudah lelah dan lemas.Ginjal memainkan peran kunci dalam tubuh, tidak hanya dengan menyaring darah dan mengeluarkan produk produk sisa, namun juga dengan menyeimbangkan tingkat elektrolit di dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.

Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Di bagian atas ginjal terdapat kelenjar adreanal (disebut juga kelenjar suprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga kesebelas dan dua belas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Sejauh ini ada beberapa penyakit yang diketahui berhubungan dengan ginjal, di antaranya yaitu diabetes mellitus, hipertensi, batu ginjal, dan gagal ginjal. Diabetes mellitus, yang umum dikenal sebagai kencing manis, adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Gagal ginjal adalah sebuah penyakit di mana fungsi organ ginjal menuruni penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali. Batu ginjal merupakan penyakit yang berhubungan dengan massa keras pada saluran air kencing. Selanjutnya, berikut ini akan dibahas tentang batu ginjal agar uraian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan secara praktis.

II. PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini dikemukakan beberapa hal, yaitu
(a) anatomi ginjal,
(b) fungsi ginjal
(c) pengertian batu ginjal,
(d) pembentukkan batu ginjal, dan
(e) pencegahan penyakit

2.1 Anatomi Ginjal
Dikatakan oleh Colvy (2010:14) bahwa ukuran ginjal pada manusia sangat kecil, anatomi juga sangat sederhana. Pada orang dewasa, setiap memiliki ukuran panjang sekitar 11 cmdan ketebalan 5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terhadap bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter. Ginjal terbagi atas dua area besar, yaitu: 1) Area berwarna cerah dibagian luar dibagian luar yang di kenal dengan renal cortex dan 2) Area berwarna pekat di bagian dalam yang dikenal dengan istilah renal medulla. Di dalam edula terdapat delapan atau lebih cone-shaped sections yang disebut sebagai renal pyramidsn. Area di antara pyramid disebut renal columns.
Dengan berat hanya sekitar 150 gram atau sebesar kira-kira separuh genggaman tangan kita, ginjal memiliki fungsi sangat strategis dalam mempengaruhi kinerja semua bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.

Dari sebuah sumber Cakrawala TNI AL disebutkan bahwa ginjal adalah sebuah organ kecil tetapi penting yang terletak di dalam tubuh, tidak nampak secara fisik, dan seperti ba-gian lainnya, mempunyai fungsi yang kompleks dan bekerja secara otomatis. 

Mengenai ginjal dapat juga dilihat pada Histologi Dasar (2003:369) bahwa ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus (tempat masuknya saraf, masuk dan keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta keluarnya ureter) dan memiliki permukaan lateral yang cembung. Pelvis renalis, yakni ujung atas ureter yang melebar, terbagi atas dua atau tiga kaliks mayor. Beberapa cabang yang lebih kecil, yaitu kaliks minor, muncul pada setiap kaliks mayor. Ginjal juga dibagi atas korteks di luar dan medulla di dalam. Pada manusia, medulla ginjal terdiri atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau pyramid, yaitu pyramid medulla. Dari dasar setiap pyramid medulla, terjulur berkas-berkas tubulus yang parallel, yaitu berkas medulla, yang menyusup ke dalam korteks. Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar, yakni korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dan tebal ansa (lengkung) Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus dan duktus koligengentes.

Menurut Bloom dan Fawcett (650:2002), dikatakan bahwa ginjal manusia terletak retro peritoneal dekat dinding posterior abdomen di kiri kanan kolom vertebralis. Mereka berupa organ berbentuk kacang dengan panjang 10-12 cm, lebar 5-6 cm, dan tebal 3-4 cm. pada bagian medial setiap ginjal tedapat sebuah fisura, disebut hilus, yang menyusup ke dalam sinus renal, sebuah lekukan pada organ ini yang berisiskan arteri dan vena renal, sedikit jaringan lemak, dan pelebaran ujung atas ureter berbentuk corong yang disebut pelvis renis. Pelvis renis terbagi dalam dua cabang besar, kaliks mayor, dan mereka pada gilirannya, bercabang-cabang pendek yang disebut kaliks minor. 

Bila permukaan ginjal dibelah dua, diamati dengan mata telanjang, maka dapat dibedakan bagian korteks yang coklat kemerahan gelap, dan medulla yang berwarna lebih muda. Yang terakhir ini dibentuk oleh enam sampai sepuluh bangunan mirip kerucut, disebut pyramid renal, masing-masing dengan dasarnya yang lebih lebar mengarah korteks dan apeksnya, disebut papilla renis, terjulur ke dalam lumen kaliks minor. Batas lateral setiap pramid dibatasi oleh juluran ke dalam dari korteks yang lebih gelap, yaitu kolom renal. Satu pyramid renal dan kolom renal yang membatasinya membentuk sebuah lobules renal. Setiap lobules berkembang, dalam embrio, sehubungan dengan sebuah kaliks minor tersendiri, dan lobules jelas ditandai oleh alur pada permukaan ginjal fetal, namun mereka melebar total dam perkembangannya dan tidak dapat dibedakan lagi pada ginjal pasca natal, yang memiliki permukaan licin.



2.2 Fungsi Ginjal
Beberapa fungsi ginjal telah diuraikan sebelumnya. Secara khusus fungsi ginjal dapat disebutkan ke dalam enam macam berikut ini:
a. Mengatur keseimbangan pH darah.
b. Meregulasi tekanan darah. Ginjal menghasilkan enzim rennin yang bertugas mengontrol tekanan darah dan keseimbangan elektrolisis. Rennin mengubah protein dalam darah menjadi hormone angiotensis yang selanjutnya akan diubah menjadi aldosterone. Aldosterone mengabsorbsi sodium dan air ke dalam darah.
c. Memproses vitamin D sehingga dapat distimulasi oleh tulang.
d. Membuang racun dan prodk buangan/limbah dari darah. Racun di dalam darah diantaranya urea dan urin acid. Jika kandungan kedua racun ini terlalu berlebihan, akan mengganggu metabolism tubuh.
e. Menjaga kebersihan darah dengan meregulasi seluruh cairan (air dan garam) di dalam tubuh.
f. Memproduksi hormone erythropoiethin yang bertugas memproduksi sel darah merah di tulang.

2.3 Pengertian Batu Ginjal
Apa yang selama ini dikenal dengan batu dalam arti harafiah. “Batu” yang terdapat pada kalkulus uriner (saluran kemih) adalah sebuah massa keras yang dikembangkan dari kristal yang terpisah dari air seni dan terbentuk pada permukaan bagian dalam ginjal dan bias menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. 


Secara morfologi, batu terbentuk unilateral pada sekitar 80% kasus. Tempat yang sering membentuk batu ialah pelvis dan kaliks ginjal, serta kandung kemih. Sering ditemukan banyak batu di satu ginjal. Batu cenderung kecil (garis tengah rerata 2 sampai 3 mm) dan mungkin halus dan bergerigi. Kadang-kadang, penambahan progresif garam menyebabkan terbentuknya sturktur bercabang yang dikenal sebagai batu staghorn, yang membentuk cetakan system kaliks dan pelvis ginjal. Batu masif ini biasanya terbentuk sebagian besar dari magnesium ammonium fosfat.

Batu ginjal terbentuk dari garam dan mineral yang menyatu dalam urin, menciptakan "batu kerikil" kecil yang dibentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Mereka dapat sekecil butiran pasir atau sebesar bola golf. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium, amonium, asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini. Penyebab umum batu ginjal adalah kurangnya minum air yang menyebabkan darah dalam urin dan sering menyebabkan sakit parah di bagian perut, lambung, atau kunci paha.

Uroitiasis atau terbentuknya batu (kalkulus) tersebut juga dapat terjadi akibat tidak adanya pengaruh yang secara normal menghambat pengendapan mineral. Inhibitor terbentuknya kristal dalam urin antara lain pirofosfat, mukopolisakarida, difosfonat, dan suatu glikoprotein yang disebut nefrokalsin, tetapi belum pernah ditemukan defisiensi salah satu dari zat tersebut pada pasien dengan urolitiasis.

Batu ginjal terbentuk ketika terjadi perubahan keseimbangan dalam posisi normal dan seperti keseimbangan air, garam, mineral, zat lainnya yang ditemukan dalam air seni, dan dapat disebabkan oleh peningkatan pH urine (misalnya batu kalsium bikarbonat) atau penurunan pH urine (mis., batu asam urat). Bahan campuran kimia lainnya yang dapat berupa batu di saluran kencing termasuk asam urin dan asam amino cystine. Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai keadaan-keadaan yang menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit ginjal. 

Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan) urine di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu. 

 
Dehidrasi diakibatkan oleh pengurangan asupan cairan dan latihan keras tanpa penggantian cairan dapat meningkatkan resiko batu ginjal. Beberapa orang lebih mungkin untuk mendapatkan batu ginjal karena suatu kondisi medis atau sejarah keluarga, kecenderungan untuk membentuk batu ginjal juga dapat diwariskan. Jika orang lain didalam keluarga anda memiliki mereka, Anda mungkin juga dapat memilikinya. Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan risiko batu ginjal akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang berlebihan. Penurunan pengeluaran urine apabila terjadi obstruksi aliran dan pengenceran urine apabila terjadi obstruksi aliran, karena kemam-puan ginjal memekatkan urine terganggu oleh pembengkakan yang terjadi di sekitar kapiler peritubulus juga meningkatkan risiko batu ginjal.

Penyebab terbentuknya batu sering tidak diketahui, terutama pada kasus batu yang mengandung kalsium. Yang mungkin berperan pada faktor predisposisi. Penyebab terpenting adalah meningkatnya konsentrasi konstituen batu di dalam urine, sehingga kelarutan konstituen tersebut di dalam urin terlampaui (supersaturasi). Seperti pada tabel 1, 50% pasien yang mengalami batu kalsium memperlihatkan hiperkalsuria yang tidak berkaitan dengan hiperkalsemia. Sebagian besar kelompok ini menyerap kalsium dari usus dalam jumlah berlebihan (hiperkalsiuria absorptif). Pada 5% sampai 10% pasien terdapat hiperkalsemia (akibat hiperparatiroidisme, intoksikasi vitamin D, atau sarkoidosis) sehingga terjadi hiperkalsuria. Pada 20% sub kelompok ini, terjadi ekskresi berlebihan asam urat melalui urin, yang mempermudah terbentuknya batu kalsium, urat diperkirakan membentuk nidus bagi pengendapan kalsium. Pada 5% terjadi hiperoksaluria atau hipersitraturia, dan pada sisanya tidak diketahui ada kelainan metabolik.

Penyebab batu ginjal tipe lain relative lebih dipahami. Batu magnesium amunium fosfat (struvit) hamper selalu terjadi pada pasien dengan urin alkalis menetap akibat UTI. Secara khusus, bakteri pemecah urea, seperti Proteus vulgaris dan stafiokokus, mempermudah pasien mengalami urolitiasis. Selain itu, bakteri juga berfungsi sebagai nidus untuk terbentuknya segala jenis batu. Pada avitaminosis A, skuama yang terlepas dari epitel metaplastik sistem penyalur kemih berfungsi sebagai nidus.

Batu ginjal sering tidak menimbulkan rasa sakit ketika mereka berada di ginjal, tetapi dapat secara mendadak menyebabkan, sakit yang parah ketika pergerakannya dari ginjal ke kandung kemih. Batu tersebut umumnya berukuran besar yang tersangkut di pelvis ginjal. Batu yang terdapat di dalam kandung kemih biasanya menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang berukuran lebih kecil menyumbat ureter, pelvis renalis maupun kolik renalis (nyeri kolik yang hebat dan ditandai dengan serangan nyeri pinggang menyebar ke arah lipat paha). Gejala dan tanda-tanda dari batu ginjal termasuk mengerikan, sakit kejang di bagian bawah dan / atau samping pinggang, paha, atau perut serta darah didalam air seni. Pada saat ini sering terjadi hematuria makroskopik. Makna klinis batu terletak pada kapasitasnya menghambat aliran urin atau menimbulkan trauma yang menyebabkan ulserasi dan perdarahan. Pada kedua kasus, terjadi peningkatan predisposisi infeksi bakteri.

Gejala lainnya yang dapat ditimbulkan adalah mual dan muntah, perut kembung, demam, menggigil dan terdapat darah di dalam air kemih. Penderita mungkin terjadi sering kencing. Batu biasa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangka di dalam air kemih yang terkumpul di atas penyumbatan, sehingga terjadi infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir kembabali ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bias terjadi kerusakan ginjal. Gejala dan tanda-tanda termasuk mengerikan, sakit kejang di bagian bawah dan / atau samping pinggang, paha, atau perut serta darah di dalam air seni. Jika terdapat infeksi di sepanjang saluran kencing yang ber batu, mungkin akan terjadi demam dan panas dingin.

2.4 Pembentukan Batu Ginjal
Proses pembentukan batu (kalkulus) ginjal disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis) dapat terjadi di mana saja pada system penyalur urin, tetapi batu umumnya terdapat di ginjal. Urolitiasis sering terjadi yang dibuktikan oleh ditemukannya batu pada sekitar 1% autopsy. Urolitiasis lebih sering menimbukan gejala pada laki-laki. Urolitiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) di trakus urenarius. Batu terbentuk ketika konsentrasi substansi meningkat seperti 75% kalsium oksalat yang bercampur kalsium fosfat, 15% lainnya terdiri atas magnesium ammonium fosfat, dan 10% batu asam urat atau sistin. Hampir semua kasus, terdapat matriks organik mukoprotein yang membentuk sekitar 2,5% dari berat keseluruhan batu. Batu juga dapat terbentuk ketika defisiensi sustrat tertentu. Seperti sitrat yang secara normal mencegah kritalisasi dalam urina, serta status cairan penderita. Infeksi, stasis urine, serta drainase renal yang lambat dan perubahan metabolic kalsium, hiperparatiroid, malignansi, penyakit granulomatosa (sarkoldosis, tuberculosis), masukkan vitamin D berlebih merupakan penyebab dari hiperkalsemia dan mendasari pembentukan batu kalsium. 

Gout dan penyakit yang berkaitan dengan percepatan pergantian (pertukaran) sel, seperti leukemia, menyebabkan tingginya kadar asam urat damal urin dan kemungkinan terbentuknya batu asam urat. Namun, sekitar separuh pasien dengan batu asam urat tidak mengalami hiperurisemia atau peningkatan urat urin, tetapi meperlihatkan kecenderungan mengeluarkan urin yang terus-menerus asam (pH krang dari 5,5) dan memudahkan terbentuknya batu. Batu sistin hamper selalu berkaitan dengan kelainan genetic transport asam amino tertentu, termasuk sistin, di ginjal. Berbeda dengan batu magnesium ammonium fosfat, baik batu sistin ataupun asam urat, lebih besar kemungkinan terbentuk apabila urin relatif asam.

Sementara itu, sebagaian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, sebuah keadaan di mana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Bagi penderita batu kalsium, Obat diuretic thiazid (misalnya tridshlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.


Setelah batu ginjal tersebut terbentuk, terdapat kemungkinan terjadinya komplikasi. Obstruksi atau gangguan pada urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan. 

Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik interstisium dan dapat menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri meningkat. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

2.5 Pencegahan Penyakit
2.5.1 Pencegahan Umum
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kesehatan ginjal, salah satunya yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Jika ada kandungan protein atau darah dalam air kencing tersebut, maka menunjukkan kelainan dari ginjal. Atau bisa juga melakukan pemeriksaan darah guna mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Jika kadar kedua zat itu meningkat, menunjukan gejala kelainan ginjal. Sementara pemeriksaan tahap lanjut untuk mengenali kelainan ginjal berupa pemeriksaan radiologis dan biopsi ginjal. Biasanya pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dokter. 

Gangguan ginjal bisa dicegah dengan berbagai cara, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berhenti merokok, memperhatikan kadar kolesterol, kendalikan berat badan, menghindari kekurangan cairan dengan cukup minum air putih tidak lebih dari 2 liter setiap hari. "Minum air secara berlebihan justru akan merusak ginjal," kata Dr.David Manuputty, SpBU dari RSCM Jakarta. Selain gaya hidup sehat, lakukan pemeriksaan kesehatan tahunan pada dokter, mintalah pula agar urin Anda diperiksa untuk melihat adanya darah atau protein dalam urin. Yang tak kalah penting, berhati-hatilah dalam menggunakan obat anti nyeri khususnya jenis obat anti inflamasi non steroid.

2.5.2 Pencegahan Penyakit Batu Ginjal
Pencegahan batu ginjal dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sebagai berikut.
Peningkatan asupan cairan meningkatkan aliran urine dan membantu mendorong batu.
(a) Asupan cairan dalam jumlah besar pada orang-orang yang rentan mengalami batu ginjal dapat mencegah pembentukan batu.
(b) Modifikasi makanan dapat mengurangi kadar bahan pembentuk batu, bila kandungan batu teridentifikasi.
(c) Mengubah pH urine sedemikian untuk meningkatkan pemecahan batu.
(d) Litotripsi (terapi gelombang kejut) ekstrakorporeal (di luar tubuh) atau terapi laser dapat digunakan untuk memecahkan batu.
(e) Mungkin diperlukan tindakan bedah untuk mengangkat batu be-sar atau untuk menempatkan slang di sekitar batu untuk mengatasi obstruksi.

Pencegahan pembentukan batu juga tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Sebenarnya ada tiga macam batu menurut tempatnya, yaitu batu ginjal, batu ureter, dan batu buli-buli. Pertama-tama batu tersebut dianalisis untuk kemudian dilakukan pengukuran kadar bahan yang bias menyebabkan terjadinya batu ginjal di dalam air kemih.

Bagi para penderita batu asam urat yang sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau penurunan ekskresi asam urat., dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan peningkatan kadar asam urat di dalam air kemih. Allopurinol dapat diberikan untuk mengurangi pembentukan asam urat. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), dapat diberikan kalium sitrat. Yang paling penting, banyak-banyaklah minum air putih.

Secara umum, untuk menghindari pembentukan batu ini, setiap orng dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas /hari). Selain itu, diet rendah kalsium baik jika dilakukan dan sebaaiknya mengonsumsi natrium selulosa fosfat. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium)di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat. Kurangi asupan makanan seperti bayam, coklat, kacang-kacangan, merica, dan teh.

Untuk dicermati, kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain seperti hiperparatiroidisme, sarkoitosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalia atau kanker. Pada kasus-kasus itu sebanknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut secara khusus.

III. PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
(a) Penyakit batu ginjal merupakan salah satu penyakit ginjal.
(b) “Batu” yang terdapat pada kalkulus uriner (saluran kemih) adalah sebuah massa keras yang dikembangkan dari kristal yang terpisah dari air seni dan terbentuk pada permukaan bagian dalam ginjal dan bias menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ginjal terbentuk dari garam dan mineral yang menyatu dalam urin, menciptakan "batu kerikil" kecil yang dibentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).
(c) Pembentukkan batu ginjal ialah sebegai berikut. Batu terbentuk ketika konsentrasi substansi seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asm urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika defisiensi sustrat tertentu.
(d) Penyebab umum batu ginjal adalah kurangnya minum air yang kemudian menyebabkan darah dalam urin dan sering menyebabkan sakit parah di bagian perut, lambung, atau kunci paha. Beberapa orang lebih mungkin untuk mendapatkan batu ginjal karena suatu kondisi medis atau sejarah keluarga, kecenderungan untuk membentuk batu ginjal juga dapat diwariskan.
(e) Pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita dan macam batu menurut tempatnya, yaitu batu ginjal, batu ureter, dan batu buli-buli.

3.2 Saran
Sebagai tindak lanjut pembicaraan ini dapat dilakukan penelitian yang mendalam mengenai penyakit batu ginjal atau kencing batu secara menyeluruh atas geografis asal mula penderita. Misalnya, penelitian penyakit batu ginjal pada masyarakar di daerah pemukiman pegunungan berkapur, pada masyarakat di kota, dan pada masyarakat pantai. Untuk itu, dapat diprediksi dan diketahui dampak terhadap munculnya penyakit batu ginjal. Hasil penelitian itu nantinya dapat dikembangkan dalam penciptaan alat dan obat penyembuhannya secara tepat dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Artikel Gambar A - K » Batu Ginjal • Sinshe GUNAWAN - Ahli Wasir & Anus Fistula.htm diakses pada 14 November 2010 pukul 14:26
Bloom Fawcett. Buku Ajar Histologi: 650, 2002. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Carneiro, Luiz Carlos. Histologi Dasar: 369, 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Forbetterhealth.wordpress.com diakses pada 14 November 2010 pukul 07:28
GINJAL.aspx.htm diakses pada 14 November 2010 pukul 07:08
ini artikel tentang ginjal.htm diakses pada 14 November 2010 pukul 07:09
J. Stuart Wolf Jr, MD, FACS The David A Bloom Professor of Urology, Director of Division Minimally Invasive Urology, Departement of Urology, University of Michigan Medical School NEPHROLITHIASIS (www.medscape.com/public/) diakses 24 November 2010 pukul 13:16
Kumar Cotran Robbins: Buku Ajar Patologi Volume 2 Edisi 7:602, 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Manthey DE, Teichman J: Nephrolitiasis. Emerg Med Clin North Am 19: 633, 2001. (Ulasan berorientasi klinis tentang batu ginjal)
obatpropolis.com diakses pada 14 November 2010 pukul 07:04
patofisiologi-batu-ginjal-20100925784.html diakses pada 14 November 2010 pukul 07:15
penyakit-ginjal-kenali-tanda-tandanya.html diakses pada 14 November 2010 pukul 14:30

Compiled by LATIFAH LISTYALINA, BIOMEDICAL ENGINEERING UNAIR 2009


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan memberikan tanggapan/komentar anda dikotak komentar dibawah ini, mohon tidak melakukan spam dalam komentar.

 
Iklan Jawa Pos | Toyota Insurance | Trainingsgerate