-->
Tampilkan postingan dengan label Dunia Medis. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dunia Medis. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 November 2012

Apa itu Melanoma dan Hubungannya Dengan Kanker

Apa itu melanoma

Apa itu melanoma?

Beberapa tahi lalat adalah melanoma yang merupakan tumor berbahaya yang merupakan jenis kanker kulit. Meskipun kurang umum daripada jenis kanker kulit lainnya, melanoma dianggap bentuk kanker paling mematikan. Diagnosis ini lebih menonjol pada wanita yang tinggal di iklim hangat, seperti daeerah yang memiliki paparan sinar matahari yang berlebihan adalah salah satu penyebab utama melanoma. Orang berkulit cerah dengan rambut dan mata berwarna juga lebih beresiko. Hal ini karena kulit seperti itu kurang tahan terhadap paparan sinar dari matahari yang mungkin atau mungkin tidak mengandung sinar ultraviolet, yang selanjutnya meningkatkan kemungkinan terkena melanoma.

Lanjutkan membaca artikel tentang melanoma ini disini : http://amadeanastiti-fst09.web.unair.ac.id/artikel_detail-63385-Kesehatan-Mengapa%20Moles%20Biasa%20Bisa%20Berujung%20Kanker.html
Continue...


Rabu, 21 Desember 2011

Sayur Tak Populer Pemulih Diabetes

Sayur Tak Populer Pemulih Diabetes - Okra, (Abelmochus esculentus) memiliki wujud seperti buncis, namun struktur luar sayur ini lebih kasar dan padat dibanding buncis. Biasanya juga dikenal kacang Arab padahal asalnya dari Asia Tenggara dan ada sejak ratusan tahun yang lalu. Okra tumbuh didaerah tropis dan subtropis. Di Indonesia sayur Okra tidak begitu populer padahal di beberapa negara sayur ini sangat terkenal. apabila dipotong melintang sayur ini berlubang-lubang dan berlendir, ini membuktikan bahwa sayur tersebut kaya serat.

Kandungan glutation (komponen antioksidan) Okra sangat berguna untuk menjaga sel-sel agar tetap fit dan sebagai penangkal radikal bebas penyebab kanker. Kandungan gizi setiap 100gr sayur muda Okra mengandung 1gr lendir, 7gr karbohidrat dan 70-90mg Ca.

Okra si pemulih diabetes

Kandungan minyak pada biji okra dapat mencapai 40%. Minyak biji okra kaya akan asam lemak tak jenuh seperti asam oleat dan asam linoleat.

Buah okra mengandung protein cukup tinggi, yaitu 3,9% dan lemak 2,05%. Energi di dalam 100 gram buah okra 40 kkal. Mineral di dalam buah okra adalah kalium ( 6,68%) dan fosfor ( 0,77%).
Okra termasuk sayuran hijau yang kaya serat pangan.Serat sangat penting bagi tubuh karena dapat mencegah konstipasi ( susah buang air besar ), obesitas, hiperkolesterolemia ( kolesterol tinggi ), diabetes ( kencing manis), dan kanker kolon ( usus besar).

Serat pangan dibagi menjadi 2 jenis, yaitu serat larut ( soluble dietary fibre ) dan serat tidak larut ( insoluble dietary fibre ). Serat larut air ( SDF) mempunyai kemampuan hipokolesterolemik atau menurunkan kadar kolesterol darah. Mekanismenya yaitu, kemampuan menahan reabsorpsi garam empedu dari usus ke dalam darah, sehingga garam empedu banyak yang diekskresi.
Garam empedu disintetis dari kolesterol darah oleh hati. Terbuangnya garam empedu akan menurunkan kolesterol darah.

Serat tidak larut ( IDF) berperan utama mencegah perkembangan kanker kolon. IDF akan meningkatkan volume feses, sehingga mengencerkan konsentrasi senyawa karsinogen.Kondisi ini akan menurunkan kesempatan senyawa karsinogen berinteraksi dengan dinding usus, sehingga memperkecil resiko kanker.

IDF juga menurunkan waktu transit feses di usus, sehingga dapat memperlancar buang air besar. Fermentasi serat oleh bakteri usus yang menguntungkan ( bakteri asam laktat) akan menurunkan pH di usus besar, sehingga dapat menekan perkembangan kanker kolon.

ANTIOKSIDAN DAN ANTIKANKER

Warna hijau pada sayuran, termasuk okra, disebabkan adanya pigmen klorofil. Klorofil memiliki sejuta manfaat karena bersifat antiradang, antimutagenik,antikanker, dan antioksidan. Sebagian antimutagenik dan antikanker, klorofil dapat mencegah kanker hati dan kanker kolon.
Sebagai antioksidan, klorofil dapat mencegah oksidasi kolesterol jahat oleh radikal bebas, sehingga pembentukan plak pada pembuluh darah ( aterosklerosis) dapat dicegah.
Klorofil juga dapat menyembuhkan luka tanpa disertai pembengkakan.

Pada penderita diabetes mellitus biasanya mengkonsumsi sayur ajaib yang tak populer di Indonesia ini.

Caranya yaitu hanya dengan memotong okra secara melintang tipis-tipis, kemudian potongan tersebut direndam dalam air matang, lalu diamkan beberapa saat dan saring sayur okra. air matang yg telah disaring telah bercampur dengan lendir okra sehingga sifatnya kental. Air tersebut lah yang diminum rutin. Potongan buah okra dapat digunakan berulang 2-3 kali.

Selamat Mencoba bagi para penderita diabetes, semoga kadar glukosa darah nya kembali normal :)
Continue...


Rabu, 30 November 2011

Emboli Adalah, Definisi Emboli, Pengertian Emboli

Emboli Adalah Definisi Emboli Pengertian Emboli

Emboli Adalah Definisi Emboli Pengertian Emboli

Emboli adalah obstruksi pembuluh darah oleh badan materi yang tidak larut. Konsdisi ini biasanya disebabkan oleh trombus (bekuan), tetapi penyebab lainya bisa termasuk sel kanker, lemak, cairan amnion, gas, bakteri, dan parasit. Emboli yang lebih jarang terjadi, seperti emboli lemak, dapat terjadi setelah fraktur tulang panjang, udara dapat masuk sirkulasi melalui luka yang menembus dada atau saat pembedahan, dan cairan amnion saat persalinan. Emboli Arteri berasal dari sisi kiri jantung atau dari penyakit arteri dan dapat berjalan ke berbagai area termasuk otak, usus, atau ekstrmitas; pengaruh yang ditimbulkan bergantung pada ukuran pembuluh darah dan area yang terkena (misal: gangren pada ekstremitas atau suatu bagian usus). ---> Trombosis vena profunda, Sistem persarafan (cedera serebrovaskular), Emboli Paru, Trombosis.

Source: Klik Disini
Continue...


Minggu, 30 Oktober 2011

Akupunktur Untuk Kehamilan - Mencapai Kehamilan Sehat dan Bebas Masalah

Akupunktur Untuk Kehamilan - Mencapai Kehamilan Sehat dan Bebas Masalah Dengan Akupunktur. Kehamilan yang sehat cocok adalah idaman setiap ibu. Berbagi nutrisi dan darah antara ibu dan janin yang terjadi selama kehamilan ini, wanita hamil harus sangat menyadari apa yang dia tempatkan dalam tubuhnya, baik dari sumber makanan atau farmakologis. Hal ini membuat sulit untuk mengatasi beberapa masalah kesehatan yang dapat timbul selama kehamilan. Salah satu hal yang membuat akupunktur seperti alat yang berharga dalam pengobatan masalah kesehatan yang dialami selama kehamilan adalah bahwa ia tidak memiliki efek samping yang signifikan bagi ibu atau janin. Mari kita lihat lima masalah kesehatan umum yang sering dialami selama kehamilan dapat diobati dengan akupunktur.

Akupunktur Untuk Kehamilan - Mencapai Kehamilan Sehat dan Bebas Masalah Dengan Akupunktur

Baca selengkapnya disini: Akupunktur - Mencapai Kehamilan Sehat dan Bebas Masalah Dengan Akupunktur
Continue...


Senin, 24 Oktober 2011

Obat Herbal Alami untuk Menopause

Obat Herbal Alami untuk Menopause. Red Clover (semanggi merah) adalah ramuan alami terbaik untuk menghilangkan gejala menopause. Bahkan suplemen menopause direkomendasikan oleh para ahli kesehatan sering menyertakan herbal alami ini. Anggota keluarga kacang-kacangan (termasuk kacang dan kacang polong), Red Clover mengandung banyak (kaya) phytoestrogen, unsur-unsur yang dimilikinya terjadi secara alami dalam tanaman dan efektif serta sesuai (mirip) estrogen di tubuh wanita.

Obat Herbal Alami untuk Menopause

Baca selengkapnya disini: Obat Herbal Alami untuk Menopause
Continue...


Tips Menurunkan Berat Badan Selama Menopause

Tips Menurunkan Berat Badan Selama Menopause. Anda mungkin tidak pernah bertanya-tanya bagaimana untuk menurunkan berat badan selama menopause. Mungkin karena anda belum pernah berpikir tentang bagaimana sulitnya menjadi perempuan untuk menurunkan berat badan pada tahap ini dalam hidup mereka. Tahap ini biasanya dialami pada seorang wanita dan dilengkapi dengan banyak perubahan bagi mereka. Baik secara fisik dan biologis serta sosial.

Tips Menurunkan Berat Badan Selama Menopause

Baca selengkapnya disini - Tips Menurunkan Berat Badan Selama Menopause
Continue...


Senin, 10 Oktober 2011

Fakta Tentang Kanker Pankreas

Fakta Tentang Kanker Pankreas

Fakta Tentang Kanker Pankreas. Satu fakta tentang kanker pankreas yang tidak diketahui secara luas, tetapi harus diketahui adalah semata-mata karena jumlah orang yang menghadapi kondisi ini setiap tahun meningkat.

Fakta Tentang Kanker Pankreas

Di Amerika Serikat saja, diperkirakan bahwa lebih dari 30.000 orang didiagnosis mengidap kanker pankreas setiap tahun. Apa yang mengejutkan adalah bahwa banyak orang tidak hanya tidak tahu fakta ini, tetapi bahkan tidak yakin apa kanker pankreas itu berbahaya. Angka itu sendiri telah diperdebatkan sedikit, dengan beberapa alasan bahwa jumlah ini mendekati 25-27,000 kasus setiap tahun. Fakta lain yang dikenal sedikit tentang kanker pankreas adalah bahwa lebih dari 60.000 kasus didiagnosis setiap tahun di Eropa.

Baca selengkapnya disini >> Fakta Tentang Kanker Pankreas
Continue...


Gejala Kanker Pankreas

Gejala Kanker Pankreas. Baru - baru ini dunia Teknologi dikagetkan dengan meninggalnya pioneer dalam bidang Informasi bernama Steve Jobs yang meninggal karena mengidap kanker pankreas. Sebenarnya apa sih kanker pankreas itu? Di wilayah perut bagian atas anda, ada organ kecil yang bertanggung jawab untuk banyak fungsi yang berbeda dalam tubuh. Hal ini dikenal sebagai pankreas dan meskipun hanya 6 inci panjangnya, lebih atau kurang, ia memiliki..

Gejala Kanker Pankreas


Gejala Kanker Pankreas

Baca selengkapnya disini Gejala Kanker Pankreas
Continue...


Kamis, 06 Oktober 2011

Tumor Otak Dewasa, Resiko, Diagnosis, dan Pengobatannya

Tumor Otak Dewasa, Resiko, Diagnosis, dan Pengobatannya

Tumor Otak Dewasa, Resiko, Diagnosis, dan Pengobatan - Sebuah tumor otak adalah suatu massa atau pertumbuhan sel abnormal yang berkembang biak di luar kendali. Ada berbagai jenis tumor otak. Beberapa bersifat jinak, atau non-kanker, sementara yang lain diklasifikasikan sebagai ganas, atau kanker. Gejala yang Anda alami dan pilihan pengobatan tergantung pada jenis tumor serta ukuran dan lokasi..

Baca artikel lengkapnya disini: Tumor Otak Dewasa, Resiko, Diagnosis, dan Pengobatan
Continue...


Jumat, 27 Mei 2011

Batu Ginjal (Oleh: Latifah Listyalina)

ABSTRAK
Batu ginjal merupakan salah satu kelainan yang terdapat pada saluran kemih dan ginjal. Kelainan dapat mengganggu fungsi ekskresi air kencing. Di samping itu, kelainan tersebut menyebabkan rasa, di antaranya mual dan muntah, perut kembung, demam, menggigil dan terdapat darah di dalam air kemih. 
Untuk itu, perlu diketahui hal-hal sebagai berikut: 
(a) apa batu ginjal, 
(b) pembentukkan batu ginjal, 
(c) gejala yang dirasakan,
(d) penyebabnya, dan 
(e) solusinya.

I. PENDAHULUAN
Masalah ginjal telah banyak dibicarakan, baik dari penyimpangan bentuk, fungsi, dan penyakit. Namun, karena keingintahuan manusia tentang ginjal, pembicaraan itu pun terus dilakukan. Pembicaraan itu dapat kita temui di media masa, buku, jurnal, bahkan di media elektronik, seperti di internet, teve, radio. Pada tulisan ini juga dibirakan masalah ginjal karena masih menarik untuk dibahas.
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh yang sangat vital. Fungsi ginjal sebagai penyaring darah dari sisa sisa metabolism menjadikan keberadaannya tidak bisa tergantikan oleh organ tubuh lainnya. Kerusakan atau gangguan pada ginjal menimbulkan masalah pada kemampuan dan kekuatan tubuh. Akibatnya, aktivitas kerja terganggu dan tubuh jadi mudah lelah dan lemas.Ginjal memainkan peran kunci dalam tubuh, tidak hanya dengan menyaring darah dan mengeluarkan produk produk sisa, namun juga dengan menyeimbangkan tingkat elektrolit di dalam tubuh, mengontrol tekanan darah, dan menstimulasi produksi dari sel-sel darah merah.
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.

Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati. Di bagian atas ginjal terdapat kelenjar adreanal (disebut juga kelenjar suprarenal). Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga kesebelas dan dua belas. Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang membantu meredam goncangan.
Sejauh ini ada beberapa penyakit yang diketahui berhubungan dengan ginjal, di antaranya yaitu diabetes mellitus, hipertensi, batu ginjal, dan gagal ginjal. Diabetes mellitus, yang umum dikenal sebagai kencing manis, adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglisemia (peningkatan kadar gula darah) yang terus menerus dan bervariasi, terutama setelah makan. Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (jangka waktu lama). Gagal ginjal adalah sebuah penyakit di mana fungsi organ ginjal menuruni penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali. Batu ginjal merupakan penyakit yang berhubungan dengan massa keras pada saluran air kencing. Selanjutnya, berikut ini akan dibahas tentang batu ginjal agar uraian ini dapat digunakan sebagai tambahan wawasan secara praktis.

II. PEMBAHASAN
Dalam pembahasan ini dikemukakan beberapa hal, yaitu
(a) anatomi ginjal,
(b) fungsi ginjal
(c) pengertian batu ginjal,
(d) pembentukkan batu ginjal, dan
(e) pencegahan penyakit

2.1 Anatomi Ginjal
Dikatakan oleh Colvy (2010:14) bahwa ukuran ginjal pada manusia sangat kecil, anatomi juga sangat sederhana. Pada orang dewasa, setiap memiliki ukuran panjang sekitar 11 cmdan ketebalan 5 cm dengan berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terhadap bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter. Ginjal terbagi atas dua area besar, yaitu: 1) Area berwarna cerah dibagian luar dibagian luar yang di kenal dengan renal cortex dan 2) Area berwarna pekat di bagian dalam yang dikenal dengan istilah renal medulla. Di dalam edula terdapat delapan atau lebih cone-shaped sections yang disebut sebagai renal pyramidsn. Area di antara pyramid disebut renal columns.
Dengan berat hanya sekitar 150 gram atau sebesar kira-kira separuh genggaman tangan kita, ginjal memiliki fungsi sangat strategis dalam mempengaruhi kinerja semua bagian tubuh. Selain mengatur keseimbangan cairan tubuh, eletrolit, dan asam basa, ginjal juga akan membuang sisa metabolisme yang akan meracuni tubuh, mengatur tekanan darah dan menjaga kesehatan tulang.

Dari sebuah sumber Cakrawala TNI AL disebutkan bahwa ginjal adalah sebuah organ kecil tetapi penting yang terletak di dalam tubuh, tidak nampak secara fisik, dan seperti ba-gian lainnya, mempunyai fungsi yang kompleks dan bekerja secara otomatis. 

Mengenai ginjal dapat juga dilihat pada Histologi Dasar (2003:369) bahwa ginjal memiliki sisi medial cekung, yaitu hilus (tempat masuknya saraf, masuk dan keluarnya pembuluh darah dan pembuluh limfe, serta keluarnya ureter) dan memiliki permukaan lateral yang cembung. Pelvis renalis, yakni ujung atas ureter yang melebar, terbagi atas dua atau tiga kaliks mayor. Beberapa cabang yang lebih kecil, yaitu kaliks minor, muncul pada setiap kaliks mayor. Ginjal juga dibagi atas korteks di luar dan medulla di dalam. Pada manusia, medulla ginjal terdiri atas 10-18 struktur berbentuk kerucut atau pyramid, yaitu pyramid medulla. Dari dasar setiap pyramid medulla, terjulur berkas-berkas tubulus yang parallel, yaitu berkas medulla, yang menyusup ke dalam korteks. Setiap ginjal terdiri atas 1-4 juta nefron. Setiap nefron terdiri atas bagian yang melebar, yakni korpuskel renalis, tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dan tebal ansa (lengkung) Henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus dan duktus koligengentes.

Menurut Bloom dan Fawcett (650:2002), dikatakan bahwa ginjal manusia terletak retro peritoneal dekat dinding posterior abdomen di kiri kanan kolom vertebralis. Mereka berupa organ berbentuk kacang dengan panjang 10-12 cm, lebar 5-6 cm, dan tebal 3-4 cm. pada bagian medial setiap ginjal tedapat sebuah fisura, disebut hilus, yang menyusup ke dalam sinus renal, sebuah lekukan pada organ ini yang berisiskan arteri dan vena renal, sedikit jaringan lemak, dan pelebaran ujung atas ureter berbentuk corong yang disebut pelvis renis. Pelvis renis terbagi dalam dua cabang besar, kaliks mayor, dan mereka pada gilirannya, bercabang-cabang pendek yang disebut kaliks minor. 

Bila permukaan ginjal dibelah dua, diamati dengan mata telanjang, maka dapat dibedakan bagian korteks yang coklat kemerahan gelap, dan medulla yang berwarna lebih muda. Yang terakhir ini dibentuk oleh enam sampai sepuluh bangunan mirip kerucut, disebut pyramid renal, masing-masing dengan dasarnya yang lebih lebar mengarah korteks dan apeksnya, disebut papilla renis, terjulur ke dalam lumen kaliks minor. Batas lateral setiap pramid dibatasi oleh juluran ke dalam dari korteks yang lebih gelap, yaitu kolom renal. Satu pyramid renal dan kolom renal yang membatasinya membentuk sebuah lobules renal. Setiap lobules berkembang, dalam embrio, sehubungan dengan sebuah kaliks minor tersendiri, dan lobules jelas ditandai oleh alur pada permukaan ginjal fetal, namun mereka melebar total dam perkembangannya dan tidak dapat dibedakan lagi pada ginjal pasca natal, yang memiliki permukaan licin.



2.2 Fungsi Ginjal
Beberapa fungsi ginjal telah diuraikan sebelumnya. Secara khusus fungsi ginjal dapat disebutkan ke dalam enam macam berikut ini:
a. Mengatur keseimbangan pH darah.
b. Meregulasi tekanan darah. Ginjal menghasilkan enzim rennin yang bertugas mengontrol tekanan darah dan keseimbangan elektrolisis. Rennin mengubah protein dalam darah menjadi hormone angiotensis yang selanjutnya akan diubah menjadi aldosterone. Aldosterone mengabsorbsi sodium dan air ke dalam darah.
c. Memproses vitamin D sehingga dapat distimulasi oleh tulang.
d. Membuang racun dan prodk buangan/limbah dari darah. Racun di dalam darah diantaranya urea dan urin acid. Jika kandungan kedua racun ini terlalu berlebihan, akan mengganggu metabolism tubuh.
e. Menjaga kebersihan darah dengan meregulasi seluruh cairan (air dan garam) di dalam tubuh.
f. Memproduksi hormone erythropoiethin yang bertugas memproduksi sel darah merah di tulang.

2.3 Pengertian Batu Ginjal
Apa yang selama ini dikenal dengan batu dalam arti harafiah. “Batu” yang terdapat pada kalkulus uriner (saluran kemih) adalah sebuah massa keras yang dikembangkan dari kristal yang terpisah dari air seni dan terbentuk pada permukaan bagian dalam ginjal dan bias menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. 


Secara morfologi, batu terbentuk unilateral pada sekitar 80% kasus. Tempat yang sering membentuk batu ialah pelvis dan kaliks ginjal, serta kandung kemih. Sering ditemukan banyak batu di satu ginjal. Batu cenderung kecil (garis tengah rerata 2 sampai 3 mm) dan mungkin halus dan bergerigi. Kadang-kadang, penambahan progresif garam menyebabkan terbentuknya sturktur bercabang yang dikenal sebagai batu staghorn, yang membentuk cetakan system kaliks dan pelvis ginjal. Batu masif ini biasanya terbentuk sebagian besar dari magnesium ammonium fosfat.

Batu ginjal terbentuk dari garam dan mineral yang menyatu dalam urin, menciptakan "batu kerikil" kecil yang dibentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih). Mereka dapat sekecil butiran pasir atau sebesar bola golf. Batu yang paling sering dijumpai tersusun dari kristal-kristal kalsium. Komponen yang lebih jarang membentuk batu adalah struvit atau magnesium, amonium, asam urat, atau kombinasi bahan-bahan ini. Penyebab umum batu ginjal adalah kurangnya minum air yang menyebabkan darah dalam urin dan sering menyebabkan sakit parah di bagian perut, lambung, atau kunci paha.

Uroitiasis atau terbentuknya batu (kalkulus) tersebut juga dapat terjadi akibat tidak adanya pengaruh yang secara normal menghambat pengendapan mineral. Inhibitor terbentuknya kristal dalam urin antara lain pirofosfat, mukopolisakarida, difosfonat, dan suatu glikoprotein yang disebut nefrokalsin, tetapi belum pernah ditemukan defisiensi salah satu dari zat tersebut pada pasien dengan urolitiasis.

Batu ginjal terbentuk ketika terjadi perubahan keseimbangan dalam posisi normal dan seperti keseimbangan air, garam, mineral, zat lainnya yang ditemukan dalam air seni, dan dapat disebabkan oleh peningkatan pH urine (misalnya batu kalsium bikarbonat) atau penurunan pH urine (mis., batu asam urat). Bahan campuran kimia lainnya yang dapat berupa batu di saluran kencing termasuk asam urin dan asam amino cystine. Batu kalsium, yang biasanya terbentuk bersama oksalat atau fosfat, sering menyertai keadaan-keadaan yang menyebabkan resorpsi tulang, termasuk imobilisasi dan penyakit ginjal. 

Konsentrasi bahan-bahan pembentuk batu yang tinggi di dalam darah dan urine serta kebiasaan makan atau obat tertentu, juga dapat merangsang pembentukan batu. Segala sesuatu yang menghambat aliran urine dan menyebabkan stasis (tidak ada pergerakan) urine di bagian mana saja di saluran kemih, meningkatkan kemungkinan pembentukan batu. 

 
Dehidrasi diakibatkan oleh pengurangan asupan cairan dan latihan keras tanpa penggantian cairan dapat meningkatkan resiko batu ginjal. Beberapa orang lebih mungkin untuk mendapatkan batu ginjal karena suatu kondisi medis atau sejarah keluarga, kecenderungan untuk membentuk batu ginjal juga dapat diwariskan. Jika orang lain didalam keluarga anda memiliki mereka, Anda mungkin juga dapat memilikinya. Kegemukan dan kenaikan berat badan meningkatkan risiko batu ginjal akibat peningkatan ekskresi kalsium, oksalat, dan asam urat yang berlebihan. Penurunan pengeluaran urine apabila terjadi obstruksi aliran dan pengenceran urine apabila terjadi obstruksi aliran, karena kemam-puan ginjal memekatkan urine terganggu oleh pembengkakan yang terjadi di sekitar kapiler peritubulus juga meningkatkan risiko batu ginjal.

Penyebab terbentuknya batu sering tidak diketahui, terutama pada kasus batu yang mengandung kalsium. Yang mungkin berperan pada faktor predisposisi. Penyebab terpenting adalah meningkatnya konsentrasi konstituen batu di dalam urine, sehingga kelarutan konstituen tersebut di dalam urin terlampaui (supersaturasi). Seperti pada tabel 1, 50% pasien yang mengalami batu kalsium memperlihatkan hiperkalsuria yang tidak berkaitan dengan hiperkalsemia. Sebagian besar kelompok ini menyerap kalsium dari usus dalam jumlah berlebihan (hiperkalsiuria absorptif). Pada 5% sampai 10% pasien terdapat hiperkalsemia (akibat hiperparatiroidisme, intoksikasi vitamin D, atau sarkoidosis) sehingga terjadi hiperkalsuria. Pada 20% sub kelompok ini, terjadi ekskresi berlebihan asam urat melalui urin, yang mempermudah terbentuknya batu kalsium, urat diperkirakan membentuk nidus bagi pengendapan kalsium. Pada 5% terjadi hiperoksaluria atau hipersitraturia, dan pada sisanya tidak diketahui ada kelainan metabolik.

Penyebab batu ginjal tipe lain relative lebih dipahami. Batu magnesium amunium fosfat (struvit) hamper selalu terjadi pada pasien dengan urin alkalis menetap akibat UTI. Secara khusus, bakteri pemecah urea, seperti Proteus vulgaris dan stafiokokus, mempermudah pasien mengalami urolitiasis. Selain itu, bakteri juga berfungsi sebagai nidus untuk terbentuknya segala jenis batu. Pada avitaminosis A, skuama yang terlepas dari epitel metaplastik sistem penyalur kemih berfungsi sebagai nidus.

Batu ginjal sering tidak menimbulkan rasa sakit ketika mereka berada di ginjal, tetapi dapat secara mendadak menyebabkan, sakit yang parah ketika pergerakannya dari ginjal ke kandung kemih. Batu tersebut umumnya berukuran besar yang tersangkut di pelvis ginjal. Batu yang terdapat di dalam kandung kemih biasanya menyebabkan nyeri di perut bagian bawah. Batu yang berukuran lebih kecil menyumbat ureter, pelvis renalis maupun kolik renalis (nyeri kolik yang hebat dan ditandai dengan serangan nyeri pinggang menyebar ke arah lipat paha). Gejala dan tanda-tanda dari batu ginjal termasuk mengerikan, sakit kejang di bagian bawah dan / atau samping pinggang, paha, atau perut serta darah didalam air seni. Pada saat ini sering terjadi hematuria makroskopik. Makna klinis batu terletak pada kapasitasnya menghambat aliran urin atau menimbulkan trauma yang menyebabkan ulserasi dan perdarahan. Pada kedua kasus, terjadi peningkatan predisposisi infeksi bakteri.

Gejala lainnya yang dapat ditimbulkan adalah mual dan muntah, perut kembung, demam, menggigil dan terdapat darah di dalam air kemih. Penderita mungkin terjadi sering kencing. Batu biasa menyebabkan infeksi saluran kemih. Jika batu menyumbat aliran kemih, bakteri akan terperangka di dalam air kemih yang terkumpul di atas penyumbatan, sehingga terjadi infeksi. Jika penyumbatan ini berlangsung lama, air kemih akan mengalir kembabali ke saluran di dalam ginjal, menyebabkan penekanan yang akan menggelembungkan ginjal (hidronefrosis) dan pada akhirnya bias terjadi kerusakan ginjal. Gejala dan tanda-tanda termasuk mengerikan, sakit kejang di bagian bawah dan / atau samping pinggang, paha, atau perut serta darah di dalam air seni. Jika terdapat infeksi di sepanjang saluran kencing yang ber batu, mungkin akan terjadi demam dan panas dingin.

2.4 Pembentukan Batu Ginjal
Proses pembentukan batu (kalkulus) ginjal disebut urolitiasis (litiasis renalis, nefrolitiasis) dapat terjadi di mana saja pada system penyalur urin, tetapi batu umumnya terdapat di ginjal. Urolitiasis sering terjadi yang dibuktikan oleh ditemukannya batu pada sekitar 1% autopsy. Urolitiasis lebih sering menimbukan gejala pada laki-laki. Urolitiasis mengacu pada adanya batu (kalkuli) di trakus urenarius. Batu terbentuk ketika konsentrasi substansi meningkat seperti 75% kalsium oksalat yang bercampur kalsium fosfat, 15% lainnya terdiri atas magnesium ammonium fosfat, dan 10% batu asam urat atau sistin. Hampir semua kasus, terdapat matriks organik mukoprotein yang membentuk sekitar 2,5% dari berat keseluruhan batu. Batu juga dapat terbentuk ketika defisiensi sustrat tertentu. Seperti sitrat yang secara normal mencegah kritalisasi dalam urina, serta status cairan penderita. Infeksi, stasis urine, serta drainase renal yang lambat dan perubahan metabolic kalsium, hiperparatiroid, malignansi, penyakit granulomatosa (sarkoldosis, tuberculosis), masukkan vitamin D berlebih merupakan penyebab dari hiperkalsemia dan mendasari pembentukan batu kalsium. 

Gout dan penyakit yang berkaitan dengan percepatan pergantian (pertukaran) sel, seperti leukemia, menyebabkan tingginya kadar asam urat damal urin dan kemungkinan terbentuknya batu asam urat. Namun, sekitar separuh pasien dengan batu asam urat tidak mengalami hiperurisemia atau peningkatan urat urin, tetapi meperlihatkan kecenderungan mengeluarkan urin yang terus-menerus asam (pH krang dari 5,5) dan memudahkan terbentuknya batu. Batu sistin hamper selalu berkaitan dengan kelainan genetic transport asam amino tertentu, termasuk sistin, di ginjal. Berbeda dengan batu magnesium ammonium fosfat, baik batu sistin ataupun asam urat, lebih besar kemungkinan terbentuk apabila urin relatif asam.

Sementara itu, sebagaian besar penderita batu kalsium mengalami hiperkalsiuria, sebuah keadaan di mana kadar kalsium di dalam air kemih sangat tinggi. Bagi penderita batu kalsium, Obat diuretic thiazid (misalnya tridshlormetazid) akan mengurangi pembentukan batu yang baru.


Setelah batu ginjal tersebut terbentuk, terdapat kemungkinan terjadinya komplikasi. Obstruksi atau gangguan pada urine dapat terjadi di sebelah hulu dari batu di bagian mana saja di saluran kemih. Obstruksi di atas kandung kemih dapat menyebabkan hidroureter, yaitu ureter membengkak oleh urine. Hidroureter yang tidak diatasi, atau obstruksi pada atau di atas tempat ureter keluar dari ginjal dapat menyebabkan hidronefrosis yaitu pembengkakan pelvis ginjal dan sistem duktus pengumpul. Hidronefrosis dapat menyebabkan ginjal tidak dapat memekatkan urine sehingga terjadi ketidakseimbangan elektrolit dan cairan. 

Obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik interstisium dan dapat menyebabkan penurunan GFR. Obstruksi yang tidak diatasi dapat menyebabkan kolapsnya nefron dan kapiler sehingga terjadi iskemia nefron karena suplai darah terganggu. Akhirnya dapat terjadi gagal ginjal jika kedua ginjal terserang. Setiap kali terjadi obstruksi aliran urine (stasis), kemungkinan infeksi bakteri meningkat. Dapat terbentuk kanker ginjal akibat peradangan dan cedera berulang.

2.5 Pencegahan Penyakit
2.5.1 Pencegahan Umum
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan untuk mengetahui kesehatan ginjal, salah satunya yang paling umum adalah pemeriksaan urin. Jika ada kandungan protein atau darah dalam air kencing tersebut, maka menunjukkan kelainan dari ginjal. Atau bisa juga melakukan pemeriksaan darah guna mengukur kadar kreatinin dan urea dalam darah. Jika kadar kedua zat itu meningkat, menunjukan gejala kelainan ginjal. Sementara pemeriksaan tahap lanjut untuk mengenali kelainan ginjal berupa pemeriksaan radiologis dan biopsi ginjal. Biasanya pemeriksaan ini atas indikasi tertentu dan sesuai saran dokter. 

Gangguan ginjal bisa dicegah dengan berbagai cara, terutama dengan menerapkan gaya hidup sehat. Berhenti merokok, memperhatikan kadar kolesterol, kendalikan berat badan, menghindari kekurangan cairan dengan cukup minum air putih tidak lebih dari 2 liter setiap hari. "Minum air secara berlebihan justru akan merusak ginjal," kata Dr.David Manuputty, SpBU dari RSCM Jakarta. Selain gaya hidup sehat, lakukan pemeriksaan kesehatan tahunan pada dokter, mintalah pula agar urin Anda diperiksa untuk melihat adanya darah atau protein dalam urin. Yang tak kalah penting, berhati-hatilah dalam menggunakan obat anti nyeri khususnya jenis obat anti inflamasi non steroid.

2.5.2 Pencegahan Penyakit Batu Ginjal
Pencegahan batu ginjal dapat dilakukan dengan berbagai macam cara sebagai berikut.
Peningkatan asupan cairan meningkatkan aliran urine dan membantu mendorong batu.
(a) Asupan cairan dalam jumlah besar pada orang-orang yang rentan mengalami batu ginjal dapat mencegah pembentukan batu.
(b) Modifikasi makanan dapat mengurangi kadar bahan pembentuk batu, bila kandungan batu teridentifikasi.
(c) Mengubah pH urine sedemikian untuk meningkatkan pemecahan batu.
(d) Litotripsi (terapi gelombang kejut) ekstrakorporeal (di luar tubuh) atau terapi laser dapat digunakan untuk memecahkan batu.
(e) Mungkin diperlukan tindakan bedah untuk mengangkat batu be-sar atau untuk menempatkan slang di sekitar batu untuk mengatasi obstruksi.

Pencegahan pembentukan batu juga tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita. Sebenarnya ada tiga macam batu menurut tempatnya, yaitu batu ginjal, batu ureter, dan batu buli-buli. Pertama-tama batu tersebut dianalisis untuk kemudian dilakukan pengukuran kadar bahan yang bias menyebabkan terjadinya batu ginjal di dalam air kemih.

Bagi para penderita batu asam urat yang sering menyertai gout, suatu penyakit peningkatan pembentukan atau penurunan ekskresi asam urat., dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena makanan tersebut menyebabkan peningkatan kadar asam urat di dalam air kemih. Allopurinol dapat diberikan untuk mengurangi pembentukan asam urat. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), dapat diberikan kalium sitrat. Yang paling penting, banyak-banyaklah minum air putih.

Secara umum, untuk menghindari pembentukan batu ini, setiap orng dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas /hari). Selain itu, diet rendah kalsium baik jika dilakukan dan sebaaiknya mengonsumsi natrium selulosa fosfat. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu kalsium)di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat. Kurangi asupan makanan seperti bayam, coklat, kacang-kacangan, merica, dan teh.

Untuk dicermati, kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain seperti hiperparatiroidisme, sarkoitosis, keracunan vitamin D, asidosis tubulus renalia atau kanker. Pada kasus-kasus itu sebanknya dilakukan pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut secara khusus.

III. PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
(a) Penyakit batu ginjal merupakan salah satu penyakit ginjal.
(b) “Batu” yang terdapat pada kalkulus uriner (saluran kemih) adalah sebuah massa keras yang dikembangkan dari kristal yang terpisah dari air seni dan terbentuk pada permukaan bagian dalam ginjal dan bias menyebabkan nyeri, pendarahan, penyumbatan aliran kemih atau infeksi. Batu ginjal terbentuk dari garam dan mineral yang menyatu dalam urin, menciptakan "batu kerikil" kecil yang dibentuk di dalam ginjal (batu ginjal) maupun di dalam kandung kemih (batu kandung kemih).
(c) Pembentukkan batu ginjal ialah sebegai berikut. Batu terbentuk ketika konsentrasi substansi seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asm urat meningkat. Batu juga dapat terbentuk ketika defisiensi sustrat tertentu.
(d) Penyebab umum batu ginjal adalah kurangnya minum air yang kemudian menyebabkan darah dalam urin dan sering menyebabkan sakit parah di bagian perut, lambung, atau kunci paha. Beberapa orang lebih mungkin untuk mendapatkan batu ginjal karena suatu kondisi medis atau sejarah keluarga, kecenderungan untuk membentuk batu ginjal juga dapat diwariskan.
(e) Pencegahan pembentukan batu tergantung kepada komposisi batu yang ditemukan pada penderita dan macam batu menurut tempatnya, yaitu batu ginjal, batu ureter, dan batu buli-buli.

3.2 Saran
Sebagai tindak lanjut pembicaraan ini dapat dilakukan penelitian yang mendalam mengenai penyakit batu ginjal atau kencing batu secara menyeluruh atas geografis asal mula penderita. Misalnya, penelitian penyakit batu ginjal pada masyarakar di daerah pemukiman pegunungan berkapur, pada masyarakat di kota, dan pada masyarakat pantai. Untuk itu, dapat diprediksi dan diketahui dampak terhadap munculnya penyakit batu ginjal. Hasil penelitian itu nantinya dapat dikembangkan dalam penciptaan alat dan obat penyembuhannya secara tepat dan efisien.

DAFTAR PUSTAKA
Artikel Gambar A - K » Batu Ginjal • Sinshe GUNAWAN - Ahli Wasir & Anus Fistula.htm diakses pada 14 November 2010 pukul 14:26
Bloom Fawcett. Buku Ajar Histologi: 650, 2002. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Carneiro, Luiz Carlos. Histologi Dasar: 369, 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Forbetterhealth.wordpress.com diakses pada 14 November 2010 pukul 07:28
GINJAL.aspx.htm diakses pada 14 November 2010 pukul 07:08
ini artikel tentang ginjal.htm diakses pada 14 November 2010 pukul 07:09
J. Stuart Wolf Jr, MD, FACS The David A Bloom Professor of Urology, Director of Division Minimally Invasive Urology, Departement of Urology, University of Michigan Medical School NEPHROLITHIASIS (www.medscape.com/public/) diakses 24 November 2010 pukul 13:16
Kumar Cotran Robbins: Buku Ajar Patologi Volume 2 Edisi 7:602, 2007. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG
Manthey DE, Teichman J: Nephrolitiasis. Emerg Med Clin North Am 19: 633, 2001. (Ulasan berorientasi klinis tentang batu ginjal)
obatpropolis.com diakses pada 14 November 2010 pukul 07:04
patofisiologi-batu-ginjal-20100925784.html diakses pada 14 November 2010 pukul 07:15
penyakit-ginjal-kenali-tanda-tandanya.html diakses pada 14 November 2010 pukul 14:30

Compiled by LATIFAH LISTYALINA, BIOMEDICAL ENGINEERING UNAIR 2009
Continue...


Minggu, 17 April 2011

Atherosclerosis Jantung - (By: Osmalina Nur Rahma)

1.1    Pendahuluan
Jantung merupakan salah satu organ vital manusia. Jantung berdetak 100 ribu kali per hari atau memompa darah dan nutrisi melalui darah ke seluruh tubuh sekitar 200 galon per hari. Jantung memompa darah melalui pembuluh-pembuluh darah ke seluruh tubuh, pembuluh darah tersebut diantaranya adalah :

•    Pembuluh arteri, fungsinya memngangkut oksigen melalui darah dari jantung ke sluruh tubuh
•    Pembuluh kapiler, menghubungkan pembuluh arteri dan pembuluh vena. Laisan dindingnya tipis dan kecil sehingga mudah dilewati oksigen, nutrisi, karbondioksida serta bahan sisa lainnya dari dan ke organ sel lainnya.
•    Pembuluh vena, menyalurkan aliran darah yang berisi bahan sisa kembali ke jantung untuk dipecah dan dikeluarkan dari tubuh. Bagian atas vena (superior) membawa darah dari tangan dan kepala menuju jantung, sedangkan bagian bawah vena (inferior) membawa darah dari perut dan kaki menuju jantung.

Jantung terletak di sebelah kiri bagian dada, diantara paru-paru,dan dilindungi oleh tulang rusuk. Bagian dalam jantung terdiri dari 4 buah bilik, yaitu 2 bagaian kanan dan 2 bagian kiri yang terdiri atas atrium dan ventricle. Bagian kanan dan kiri jantung bekerja secara bersamaan membuat suatu pola yang bersambung secara terus menerus yang membuat darah akan terus mengalir menuju jatung, paru-paru dan bagian tubuh lainnya. Cara kerja jantung adalah sebagai berikut :

Darah memasuki jantung melalui 2 bagian pembuluh vena inferior dan superior yang membawa oksigen kosong dari tubuh menuju ke bagian kanan atrium. Ketika atrium berkontraksi, darah mengalir dari bagian kanan atrium menuju ke ventricle kanan melalui katup tricuspid. Ketika ventricle penuh, maka katup tricuspid akan menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke bagian atrium saat ventricle berkontraksi. Ketika ventricle berkontraksi, darah akan mengalir keluar melalui katup pulmonalic menuju arteri dan menuju paru-paru. Setelah dari pulmonary darah masuk melalui vena pulmonary yang kaya akan oksigen menuju atrium kiri. Ketika atrium berkomtraksi, darah akan mengalir menuju vebtricle kiri melalui katup mitral. Ketika ventricle kiri penuh maka katup mitral akan menutup untuk mencegah darah mengalir kembali ke atrium. Ketrika ventricle kiri berkontraksi darah akan meninggalkan jantung melalui katup aortic menuju ke seluruh tubuh.

Kerja jantung sangat vital bagi tubuh, sehingga apabila terkena penyakit maka akan menyebabkan berbagai macam akibat. Beberapa contoh penyakit jantung adalah: penyakit jantung koroner, sakit nyeri di dada (angina), atherosclerosis, penyakit jantung rematik dan sebagainya. Dalam makalah ini akan dibahas tentang salah satu penyakit pada jantung yaitu atherosclerosis serta gejala-gejala dan akibatnya serta cara untuk mempertahankan kesehatan jantung.


1.2    Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui tentang atherosclerosis khususnya pada jantung, apa saja faktor yang menybabkannya serta bagaimana cara untuk mencegahnya.

1.3    Atherosklerosis
Atherosklerosis berasal dari bahasa Yunani “ather” yang artinya bubur dan sclerosis artinya pengerasan. Atherosclerosis adalah pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah arteri besar dan sedang akibat plaque dimulai dari lapisan intima bagian pembuluh darah paling dalam yang kemudian meluas juga ke lapisan media dari pembuluh darah yang terjadi karena proses pengendapan lemak, komplek karbohidrat dan produk darah, jaringan ikat dan calcium.

Keadaan ini akan menyebabkan hilangnya elastisitas arteri disertai perubahan degenerasi lapisan media dan intima. Pada bagian tengah bercak terdapat gumpalan yang mengandung lemak. Bercak berlemak dengan inti besar yang disebut atheroma, menonjol ke dalam lumen pembuluh darah, dapat menyumbat aliran darah dan menimbulkan komplikasi yang serius.

Selain menyerang jantung, atherosklerosis dapat menyerang arteri pada otak, ginjal, organ vital lainnya dan ekstremitas. Bila atherosclerosis terjadi pada arteri coronaria dapat menimbulkan penyakit jantung yang dapat menyebabkan kematian.


Faktor-Faktor Atherosklerosis

1.    Faktor resiko mayor :
a.    Faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga. Risiko aterosklerosis koroner meningkat dengan bertambahnya usia
b.    Hiperkolesterolemia, merupakan suatu faktor resiko utama untuk terjadinya atherosclerosis karena meningktanya kadar kolesterol plasma menyebabkan semakin tingginya resiko timbulnya penyakit.
c.    Hipertensi, pada penelitian membuktikan bahwa peningkatan tekanan darah systole maupun diastole merangsang peningkatan resiko atherosclerosis. Resiko ini meningkat sejalan dengan derajat keparahan hipertensi. Pemberian terapi anti hipertensi dapat menurunkan insiden penyakit yang berhubungan dengan atherosclerosis, terutama stroke dan iskemi pada jantung.
d.    Merokok, merokok berhubungan kuat dan menetap dengan komplikasi dari atherosclerosis, yaitu ischaemic heart disease. Resiko ini akan menurun setelah penghentian pemakaian rokok.
e.    Diabetes mellitus, kelainan metabolik ini dapat menimbulkan kelainan atherosclerosis pada umur dini dan mempercepat progresivitasnya karena diabetes mellitus dapat mengakibatkan peningkatan kadar lemak darah yang selanjutnya menimbulkan atherosclerosis.

2.     Faktor Resiko Minor
a.    Kurangnya olah raga teratur
b.    Stress emosional
c.    Obesitas, dsb

Komponen Utama Atherosclerotic plaque
Atheroma terdiri dari lesi focal yang diawali dari lapisan intima, yang mempunya celah lipid yang lunak, kuning dan ditutupi oleh fibrous cap yang lunak dan putih, disebut juga fibrofatty lipid ataupun fibrolipid plaque. Lesi atherosclerosis biasanya hanya mengenai sebagian dinding arteri saja dari lumen (eccentric lesion).

Atherosklerotic plaque mempunyai tiga komponen utama, yaitu:
-    Cell, termasuk sel otot polos, macrophage dan leukosit
-    Extracellular matrix, termasuk kolagen, elastic fiber dan proteoglycan
-    Intracellular dan extracellular matrix.

Ketiga komponen ini terjadi dalam proporsi dan konfigurasi yang berbeda pada tiap lesi. Fibrous cap pada bagian superficial terdiri dari sel otot polos dan dense collagen, sedangkan pada bagian dalam merupakan daerah necrotic yang berisi massa lipid yang mengalami disorganisasi, debris yang terbentuk dari sel  yang mati, foam, cell, fibrin dan thrombus serta lasma protein yang lain. Pada bagian perifer dari lesi biasanya tampak neovascularisasi (proliferasi darah kecil).
Bila plaque yang terbentuk dalam pembuluh darah cukup besar, ditambah faktor-faktor resiko athelosclerosis masih terus berlanjut seperti kadar kolesterol tinggi, penyakit kencing manis yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, merokok, kegemukan, kurang olah raga, stress, maka akan mudah terjadi penyumbatan karena terlepasnya plague yang berakibat fatal buat penderita. Apabila yang mengalami sumbatan pembuluh darah yang cukup vital maka akan menyebabkan kematian mendadak, serangan jantung dan stroke.

Proses Atherogenesis
Proses atherogenesis adalah mekanisme terjadinya penumpukan lemak pada lapisan intima dan pembentukan lesi atheromatous. Ada beberapa teori yang menerangkan proses atherogenesis, yaitu :
1.    Reaksi terhadap endothelial injury
Atherosclerosis merupakan suatu respon terhadap inflamasi yang kronik pada dinding arteri yang diawali dengan injury pada endothel. Prosesnya adalah sebagai berikut :
a.    Injury endotel yang kronik
b.    Disfungsi endotel, perlekatan monosit dan platelet ke endotel pembuluh darah dan monosit mengalami emigrasi dari lumen ke lapisan intima.
c.    Sel-sel otot polos mengalami migrasi dari lapisan media ke intima. Makrofag mengalami aktivasi.
d.    Makrofag dan sel otot polos memakan lemak, sehingga menimbulkan penumpukan lemak pada sel tersebut pada intima.
e.    Timbul plaque, proliferasi sel otot polos serta penumpukan extraseluler matrix, kolagen dan extraseluler lipid.
2.    Hipotesis encrustation
Atherosclerosis diawali oleh adanya thrombosis. Thrombus memasuki intima dan diikuti oleh degenerasi lipid untuk menimbulkan lesi awal.
3.    Hipotesis Monoklonal
Konsep pada monoclonal ini difokuskan pada proliferasi sel otot polos. Hal ini diketahui dari fibrous cap atherosklerosi yang terdiri dari sel otot polos.



Tanda-Tanda/Gejala

Tanda dan gejala atherosklerosis biasanya berkembang secara bertingkat. Pertama, gejala muncul setelah adanya upaya yang kuat , ketika arteri tidak dapat menyuplai cukup oksigen dan nutrisi kepada otot. Gejala tersebut diantaranya :
1.    Aspek klinis
•    Angina pectoris ditunjukkan dengan perasaan tidak nyaman pada daerah retrosternal dan menyebar ke daerah lengan kanan yang kadang-kadang disalah artikan sebagai gejala dyspnea. Angina pectoris timbul setelah melakukan kerja berat dan diobati dengan beristirahat atau terapi nitrat. Jika angina pectoris berlanjut dan terjadi berulang-ulang dapat berlanjut kepada infark myocard (serangan jantung).
•     Penyakit vaskuler perifer meliputi perasaan pegal, impotensi, luka yang tak kunjung sembuh dan infeksi pada daerah ekstremitas. Perasaan pegal ini meningkat setelah berolahraga dan sembuh ketika beristirahat. Perasaan ini dapat diikuti dengan kulit kepucatan atau kesemutan.
•    Stroke merupakan kelanjutan dari adanya sumbatan pada pembuluh darah otak. Akibatnya sel-sel otak mengalami iskemia dan mangalami gangguan dalam hal fungsinya.
2.    Aspek Fisik
Tanda-tanda fisik dari aterosklerosis meliputi adanya penimbunan lemak, pelebaran dan kakunya arteri muskular yang besar, dan iskemia atau infark dari beberapa organ tertentu.

Komplikasi
1.    Komplikasi Plaque
-    Erosi, ulserasi dan fisura timbul akibat adanya denudasi pada permukaan endotel.
-    Kalsifikasi, dapat terjadi pada daerah sekitar nekrosis dan plaque
-    Mural thrombosis, terjadi akibat adanya gangguan pada aliran darah disekeliling plaque dan terjadi penonjolan pada lumen.
-    Plaque haemorrhage, dapat terjadi akibat robeknya fibrous cap ataupun rupture pada pembuluh darah yang tipis, yang baru terbentuk.

2.    Komplikasi Atherosklerosis
-    Oklusi akut
Trombosit pada plaque atherosclerosis sering berhubungan dengan rupture plaque yang tiba-tiba menyumbat lumen arteri muscular. Keadaan ini dapat mengakibatkan iskemi necrosis (infark) pada jaringan yang mendapat suplai darah tersebut.
-    Penyempitan lumen pembuluh darah yang kronik
Pada proses pembentukan plaque atheroklerosis pada lumen pembuluh darah dapat mengakibatkan berkurangnya distribusi aliran darah arteri secara progresif.

Pencegahan dan Pengobatan
Beberapa panduan yang dapat dilakukan untuk menghindari pembentukan terjadinya atherosclerosis, yaitu :
1.    Pengaturan pola hidup, yaitu mengatur pola makan, mengendalikan berat badan, mengendalikan stres dan olah raga teratur.
2.    Menggunakan suplemen tambahan yang telah diteliti khasiatnya, misalnya: vitamin, mineral,antioksidan, bawang putih (garlic), omega 3,6, mengkudu, dan sebagainya.
3.    Terapi Alternatif, yaitu :
-    terapi khelasi
-    kolon hydroterapi
-    terapi urin.

Terapi Khelasi
Terapi khelasi adalah metode pengobatan dengan menggunakan bahan utama EDTA (Ethylene Diamine Tetracetik Acid) dan nuutrien lain yang dilarutkan dalam 500 ml larutan infuse steril, kemudian dimasukkan ke dalam tubuh langsung melalui pembuluh darah vena.
Terapi khelasi lebih bersifat dotoksifikasi dengan menggunakan prinsip mencapit dimana yang dicapit adalah logam-logam berat yang banyak masuk ke dalam tubuh manusia karena berbagai polusi seperti timah hitam, alumunium, merkuri, dan bahan kimia lainnya. Bahan-bahan polutan dalam tubuh yang telah dicapit oleh EDTA akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui ginjal sebagai urine dalam keadaan masih seperti aslinya tanpa dimetabolisme.

Kolon hydroterapi
Kolon hydroterapi merupakan cara yang aman untuk mengeluarkan sisa-sisa makanan dan racun dari usus besar tanpa menggunakan obat-obatan tetapi hanya menggunakan air yang telah difilter sehingga bebas dari bahan kimia beracun dan disterilkan dengan sinar ultraviolet.

Menurut James A Wiltsie, fisiologi, patologi dan pengelolaan dari usus besar dapat berefek pada organ lain dan system dari tubuh kita, sehingga bila kita memperhatikan pengelolaan usus besar dengan baik maka secara tidak langsung menjadi sumber kesehatan bagi tubuh. Ketidak seimbangan fungsi usus dapat mengakibatkan penumpukan racun yang melalui system peredaran darah dan limfatik akan tersbar ke seluruh tubuh dan menimbulkan penyakit.

Terapi Urine
Terapi urine telah dilakukan sejak 5000 tahun yang lalu di India, 4000 tahun yang lalu di Eropa, 1700 tahun yang lalu di China dan 700 tahun lalu di Jepang, hingga saat ini. Saat ini terapi urine telah semakin banyak diteliti oleh dunia medis dan ditemukan banyak manfaat terapinya.

Berdasarkan data-data ilmiah, urine telah banyak dipakai untuk mengobati penyakit degenerative. Penggunaan terapi alternative untuk mendukung terpai kedokteran konservatif dan pengaturan pola hidup boleh dilakukan oleh siapa saja, tetapi hendaknya benar-benar dipilih terapi yang paling cocok dan bermanfaat sesuai dengan kondisi saat itu.

1.4    Kesimpulan
Atherosclerosis adalah pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah arteri besar dan sedang akibat plaque dimulai dari lapisan intima bagian pembuluh darah paling dalam yang kemudian meluas juga ke lapisan media dari pembuluh darah yang terjadi karena proses pengendapan lemak, komplek karbohidrat dan produk darah, jaringan ikat dan calcium.

Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya atherosclerosis adalah:
1.    Faktor risiko biologis yang tak dapat diubah, yaitu: usia, jenis kelamin, ras, dan riwayat keluarga.
2.    Hiperkolesterolemia
3.    Hipertensi
4.    Merokok
5.    Diabetes mellitus
6.    Kurangnya olah raga teratur
7.    Stress emosional
8.    Obesitas, dsb

Beberapa panduan yang dapat dilakukan untuk menghindari pembentukan terjadinya atherosclerosis, yaitu :
1.    Pengaturan pola hidup
2.    Menggunakan suplemen tambahan yang telah diteliti khasiatnya
3.    Terapi Alternatif, yaitu :
-    terapi khelasi
-    kolon hydroterapi
-    terapi urin.

Compiled By: Osmalina Nur Rahma, Biomedical Engineering UA.
Continue...


Sabtu, 27 November 2010

Asma Bronkiale (Model Makalah)

 Bab I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
      Angka  kejadian  penyakit alergi akhir-akhir ini meningkat sejalan  dengan perubahan pola hidup masyarakat modern, polusi baik lingkungan maupun zat-zat yang  ada  di  dalam  makanan.  Salah  satu  penyakit  alergi  yang  banyak  terjadi  di masyarakat adalah penyakit asma. (Medlinux, 2008)
Asma adalah satu diantara beberapa penyakit yang tidak bisa disembuhkan secara  total. Kesembuhan  dari  satu serangan asma tidak  menjamin dalam  waktu dekat  akan  terbebas  dari  ancaman  serangan  berikutnya.  Apalagi  bila  karena pekerjaan  dan  lingkungannya  serta  faktor  ekonomi,  penderita  harus  selalu berhadapan  dengan  faktor  alergen  yang  menjadi  penyebab  serangan.  Biaya pengobatan simptomatik pada waktu serangan mungkin bisa diatasi oleh penderita atau  keluarganya,  tetapi  pengobatan  profilaksis  yang  memerlukan  waktu  lebih lama, sering menjadi problem tersendiri.
      Asma merupakan gangguan inflamasi kronik saluran napas yang berhubungan dengan peningkatan kepekaan saluran napas sehingga memicu episode mengi berulang, sesak napas dan batuk terutama pada malam atau dini hari. Gejala ini berhubungan dengan luas inflamasi, menyebabkan obstruksi saluran napas yang bervariasi derajatnya dan bersifat reversibel secara spontan maupun dengan pengobatan.

I.2. Tujuan
       Dampak asma ditunjukkan oleh penelitian dari Amerika Serikat. Penderita asma anak kehilangan 10,1 juta hari sekolah atau 2 kali lebih besar dibanding anak yang tidak menderita asma, menyebabkan 12,9 juta kunjungan ke dokter dan perawatan di rumah sakit bagi sebanyak 200.000 penderita per tahun. Survei yang sama juga membuktikan adanya keterbatasan aktivitas pada 30% penderita asma dibanding hanya 5% pada yang bukan penderita asma. Demikian pula pada penderita asma dewasa. Suatu penelitian melaporkan jumlah pekerja yang absen  karena asma lebih dari  6 hari  per  tahun  mencapai  19,2%  pada
penderita asma derajat sedang dan berat, serta 4,4% pada penderita asma derajat ringan.
Centers   for Disease   Control   and  Prevention Amerika  Serikat   juga  melaporkan terdapat sekitar 2 juta penderita asma yang mengunjungi  unit gawat darurat dengan 500.000 penderita di antaranya harus di rawat di rumah sakit setiap tahunnya. Ditinjau dari segi biaya, pengobatan asma tidak dapat dikatakan murah.
Di negara maju biaya pengobatan asma setiap penderita berkisar antara 300-1300 US$ per tahun. Sedangkan di Amerika Serikat secara keseluruhan mencapai 12 milyar US$ per tahun, baik untuk biaya langsung seperti biaya dokter, obat, dan rumah sakit, maupun untuk biaya tidak langsung akibat hilangnya produktivitas kerja. Selain menimbulkan morbiditas yang telah dikemukakan di atas, asma juga dapat menyebabkan kematian. WHO memperkirakan tahun 2005 di seluruh dunia   terdapat 255.000 penderita meninggal karena asma, sebagian besar atau 80% terjadi di negara - negara sedang berkembang.
Semoga dengan terbentuknya makalah ini dapat membantu saudara – saudara kita yang membutuhkan informasi seputar asma, cara pencegahan, serta perawatan terhadap asma. Dan semoga dengan adanya makalah ini, maka semakin banyak saudara – saudara kita yang terselamatkan dari gangguan asma.

BAB II
Pembahasan
II.1.Definisi 
       Asma adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkhus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan (Soeparman, 1990).
Menurut Sylvia Anderson (1995 : 149) asma adalah keadaan klinis yang ditandai oleh masa penyempitan bronkus yang reversibel, dipisahkan oleh masa di mana ventilasi jalan nafas terhadap berbagai rangsang.
       Asma adalah suatu inflamasi kronis saluran nafas yang melibatkan sel eosinofil, sel mast, sel netrofil, limfosit dan makrofag yang ditandai dengan wheezing, sesak nafas kumat-kumatan, batuk, dada terasa tertekan dapat pulih kembali dengan atau tanpa pengobatan (Cris Sinclair, 1994)
       Samsuridjal dan Bharata Widjaja (1994) menjelaskan asma adalah suatu penyakit peradangan (inflamasi) saluran nafas terhadap rangsangan atau hiper reaksi bronkus. Sifat peradangan pada asma khas yaitu tanda-tanda peradangan saluran nafas disertai infliltrasi sel eosinofil.
       Asma merupakan suatu keadaan gangguan / kerusakan bronkus yang ditandai dengan spasme bronkus yang reversibel (spasme dan kontriksi yang lama pada jalan nafas) (Joyce M. Black,1996).
Menurut Crocket (1997) asthma bronkiale didefinisikan sebagai penyakit dari sistem pernafasan yang meliputi peradangan dari jalan nafas dengan gejala bronkospasme yang reversibel.
      Asma merupakan  suatu  penyakit  gangguan  jalan  nafas  obstruktif  intermiten  yang bersifat  reversibel,  ditandai  dengan  adanya  periode  bronkospasme,  peningkatan respon  trakea  dan  bronkus  terhadap  berbagai  rangsangan  yang  menyebabkan penyempitan jalan nafas. (Medicafarma,2008)


II.2.Klasifikasi Asma Berdasarkan Etiologi
Gambar : Otot Polos Bronkhiolus Penderita Asma
Asma Bronkiale Tipe Atopik (Ekstrinsik)
       Asma timbul karena seseorang yang atopi akibat pemaparan alergen. Alergen yang masuk tubuh melalui saluran pernafasan, kulit, saluran pencernaan dan lain-lain akan ditangkap oleh makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cells (APC). Setelah alergen diproses dalam sel APC, kemudian oleh sel tersebut, alergen dipresentasikan ke sel Th. Sel APC melalui penglepasan interleukin I (II-1) mengaktifkan sel Th. Melalui penglepasan Interleukin 2 (II-2) oleh sel Th yang diaktifkan, kepada sel B diberikan signal untuk berproliferasi menjadi sel plasthma dan membentuk IgE.
IgE yang terbentuk akan segera diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada dalam sirkulasi. Hal ini dimungkinkan oleh karena kedua sel tersebut pada permukaannya memiliki reseptor untuk IgE. Sel eosinofil, makrofag dan trombosit juga memiliki reseptor untuk IgE tetapi dengan afinitas yang lemah. Orang yang sudah memiliki sel-sel mastosit dan basofil dengan IgE pada permukaan tersebut belumlah menunjukkan gejala. Orang tersebut sudah dianggap desentisisasi atau baru menjadi rentan
       Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen yang masuk tubuh akan diikat oleh IgE yang sudah ada pada permukaan mastofit dan basofil. Ikatan tersebut akan menimbulkan influk Ca++ ke dalam sel dan terjadi perubahan dalam sel yang menurunkan kadar cAMP.
Kadar cAMP yang menurun itu akan menimbulkan degranulasi sel. Dalam proses degranulasi sel ini yang pertama kali dikeluarkan adalah mediator yang sudah terkandung dalam granul-granul (preformed) di dalam sitoplasma yang mempunyai sifat biologik, yaitu histamin, Eosinophil Chemotactic Factor-A (ECF-A), Neutrophil Chemotactic Factor (NCF), trypase dan kinin. Efek yang segera terlihat oleh mediator tersebut ialah obstruksi oleh histamin.
       Hiperreaktifitas bronkus yaitu bronkus yang mudah sekali mengkerut (konstriksi) bila terpapar dengan bahan / faktor dengan kadar yang rendah yang pada kebanyakan orang tidak menimbulkan reaksi apa-apa, misalnya alergen (inhalan, kontaktan), polusi, asap rokok / dapur, bau-bauan yang tajam dan lainnya baik yang berupa iritan maupun yang bukan iritan. Dewasa ini telah diketahui bahwa hiper rektifitas bronkus disebabkan oleh inflamasi bronkus yang kronik. Sel-sel inflamasi terutama eosinofil ditemukan dalam jumlah besar dalam cairan bilas bronkus pasien asthma bronkiale sebagai bronkhitis kronik eosinofilik. Hiper reaktifitas berhubungan dengan derajad berat penyakit. Di klinik adanya hiperreaktifitas bronkhus dapat dibuktikan dengan uji provokasi yang menggunakan metakolin atau histamin.
       Berdasarkan hal-hal tersebut di atas saat ini penyakit asthma dianggap secara klinik sebagai penyakit bronkhospasme yang reversibel, secara patofisiologik sebagai suatu hiper reaksi bronkus dan secara patologik sebagai suatu peradangan saluran nafas.
       Bronkus pada pasien asma oedema di mukosa dan dindingnya, infiltrasi sel radang terutama eosinofil serta terlepasnya sel silia yang menyebabkan getaran silia dan mukus di atasnya sehingga salah satu daya pertahanan saluran nafas menjadi tidak berfungsi lagi. Ditemukan pula pada pasien asthma bronkiale adanya penyumbatan saluran nafas oleh mukus terutama pada cabang-cabang bronchus.
       Akibat dari bronkhospasme, oedema mukosa dan dinding bronkhus serta hipersekresi mukus maka terjadi penyempitan bronkhus dan percabangannya sehingga akan menimbulkan rasa sesak, nafas berbunyi (wheezing) dan batuk yang produktif.
       Adanya stressor baik fisik maupun psikologis akan menyebabkan suatu keadaan stress yang akan merangsang HPA axis. HPA axis yang terangsang akan meningkatkan adeno corticotropic hormon (ACTH) dan kadar kortisol dalam darah. Peningkatan kortisol dalam darah akan mensupresi immunoglobin A (IgA). Penurunan IgA menyebabkan kemampuan untuk melisis sel radang menurun yang direspon oleh tubuh sebagai suatu bentuk inflamasi pada bronkhus sehingga menimbulkan  asma bronkiale.
Asma Ekstrinsik dibagi menjadi :
Asma ekstrinsik atopik
Sifat-sifatnya adalah sebagai berikut:
Penyebabnya  adalah  rangsangan  allergen  eksternal  spesifik  dan dapat diperlihatkan dengan reaksi kulit tipe 1
Gejala klinik dan keluhan cenderung timbul pada awal kehdupan, 85% kasus timbul sebelum usia 30 tahun
Sebagian besar mengalami perubahan dengan tiba-tiba pada masa puber, dengan serangan asma yang berbeda-beda
Prognosis tergantung pada serangan pertama dan berat ringannya gejala yang timbul. Jika serangan pertama pada usia muda disertai dengan gejala yang lebih berat, maka prognosis menjadi jelek.
Perubahan alamiah terjadi karena adanya kelainan dari kekebalan tubuh pada  IgE  yang  timbul  terutama pada  awal kehidupan  dan cenderung berkurang di kemudian hari
Asma bentuk ini memberikan tes kulit yang positif
Dalam darah menunjukkan kenaikan kadar IgE spesifik
Ada riwayat keluarga yang menderita asma
Terhadap pengobatan memberikan respon yang cepat

Asma ekstrinsik non atopik
Memiliki sifat-sifat antara lain:
Serangan  asma  timbul  berhubungan  dengan  bermacam-macam alergen yang spesifik
Tes  kulit  memberi  reaksi  tipe  segera,  tipe  lambat  dan  ganda terhadap alergi yang tersensitasi dapat menjadi positif
Dalam serum didapatkan IgE dan IgG yang spesifik
Timbulnya  gejala  cenderung pada  saat  akhir  kehidupan atau  di kemudian hari
(Medicafarma,2008)

Asma Bronkiale Tipe Non Atopik (Intrinsik)
Gambar: Penyempitan saluran nafas
       Asma non alergenik (asma intrinsik) terjadi bukan karena pemaparan alergen tetapi terjadi akibat beberapa faktor pencetus seperti infeksi saluran nafas atas, olah raga atau kegiatan jasmani yang berat, serta tekanan jiwa atau stress psikologik. Serangan asma terjadi akibat gangguan saraf otonom terutama gangguan saraf simpatis yaitu blokade adrenergik beta dan hiperreaktifitas adrenergik alfa. Dalam keadaan normal aktifitas adrenergik beta lebih dominan daripada adrenergik alfa. Pada sebagian penderita asma aktifitas adrenergik alfa diduga meningkat yang mengakibatkan bronkhokonstriksi sehingga menimbulkan sesak nafas.
       Reseptor adrenergik beta diperkirakan terdapat pada enzim yang berada dalam membran sel yang dikenal dengan adenyl-cyclase dan disebut juga messengner kedua. Bila reseptor ini dirangsang, maka enzim adenyl-cyclase tersebut diaktifkan dan akan mengkatalisasi ATP dalam sel menjadi 3’5’ cyclic AMP. cAMP ini kemudian akan menimbulkan dilatasi otot-otot polos bronkus, menghambat pelepasan mediator dari mastosit / basofil dan menghambat sekresi kelenjar mukus. Akibat blokade reseptor adrenergik beta maka fungsi reseptor adrenergik alfa lebih dominan akibatnya terjadi bronkhus sehingga menimbulkan sesak nafas. Hal ini dikenal dengan teori blokade adrenergik beta. (baratawidjaja, 1990).

Sifat dari asma intrinsik :
Alergen pencetus sukar  ditentukan
Tidak  ada  alergen  ekstrinsik  sebagai  penyebab  dan  tes  kulit memberi hasil negative
Merupakan kelompok  yang  heterogen,  respons  untuk terjadi asma dicetuskan oleh  penyebab  dan  melalui  mekanisme  yang  berbeda – beda
Sering ditemukan pada penderita dewasa, dimulai pada umur di atas 30 tahun dan disebut juga late onset asma
Serangan  sesak  pada  asma  tipe  ini  dapat  berlangsung  lama  dan seringkali  menimbulkan  kematian  bila  pengobatan  tanpa  disertai kortikosteroid.
Perubahan  patologi  yang  terjadi  sama  dengan  asma  ekstrinsik, namun tidak dapat dibuktikan dengan keterlibatan IgE
Kadar  IgE  serum  normal,  tetapi  eosinofil  dapat  meningkat  jauh lebih tinggi dibandingkan dengan asma ekstrinsik
Selain itu tes serologi dapat menunjukkan adanya  faktor rematoid, misalnya sel LE
Riwayat keluarga jauh lebih sedikit, sekitar 12-48%
Polip hidung dan sensitivitas terhadap aspirin sering dijumpai

Asma Bronkiale Campuran (Mixed)
Pada tipe ini keluhan diperberat baik oleh faktor-faktor intrinsik maupun ekstrinsik. Sehingga semakin kompleks. Asma  ini  mempunyai karakteristik dari bentuk alergik dan non-alergik.

II.3.Patofisiologi Asma
Secara ringkas patofisiologi dari asma bronkhiale seperti gambar berikut :


Gambar: saluran nafas normal (kiri) dan saluran nafas penderita asma (kanan)
       Suatu serangan asma timbul karena seorang yang atopi terpapar dengan alergen yang ada dalam lingkungan sehari-hari dan membentuk imunoglobulin E ( IgE ). Faktor atopi itu diturunkan. Alergen yang masuk kedalam tubuh melalui saluran nafas, kulit, dan lain-lain akan ditangkap makrofag yang bekerja sebagai antigen presenting cell (APC). Setelah alergen diproses dalan sel APC, alergen tersebut dipresentasikan ke sel Th. Sel Th memberikan signal kepada sel B dengan dilepaskanya interleukin 2 ( IL-2 ) untuk berpoliferasi menjadi sel plasma dan membentuk imunoglobulin E (IgE). IgE yang terbentuk akan diikat oleh mastosit yang ada dalam jaringan dan basofil yang ada dalan sirkulasi. Bila proses ini terjadai pada seseorang, maka orang itu sudah disensitisasi atau baru menjadi rentan. Bila orang yang sudah rentan itu terpapar kedua kali atau lebih dengan alergen yang sama, alergen tersebut akan diikat oleh Ig E yang sudah ada dalam permukaan mastoit dan basofil. Ikatan ini akan menimbulkan influk Ca++ kedalam sel dan perubahan didalam sel yang menurunkan kadar cAMP.
       Penurunan pada kadar cAMP menimbulkan degranulasi sel. Degranulasi sel ini akan menyebabkan dilepaskanya mediator-mediator kimia yang meliputi : histamin, slow releasing suptance of anaphylaksis ( SRS-A), eosinophilic chomotetik faktor of anaphylacsis (ECF-A) dan lain-lain. Hal ini akanmenyebabakan timbulnya tiga reaksi utama yaitu : kontraksi otot-otot polos baik saluran nafas yang besar ataupun yang kecil yang akan menimbulkan bronkospasme, peningkatan permeabilitas kapiler yang berperan dalam terjadinya edema  mukosa yang menambah semakin menyempitnya saluran nafas , peningkatansekresi kelenjar mukosa dan peningkatan produksi mukus. Tiga reaksi tersebut menimbulkan gangguan ventilasi, distribusi ventilasi yang tidak merata dengan sirkulasi darah paru dan gangguan difusi gas ditingkat alveoli, akibatnya akan terjadi hipoksemia, hiperkapnea dan asidosis pada tahap yang sangat lanjut, (Barbara C.L,1996, Karnen B. 1994, William R.S. 1995 )
       Berdasarkan etiologinya, asthma dapat dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu asthma intrinsik dan asthma ektrinsik. Asthma ektrinsik (atopi) ditandai dengan reaksi alergik terhadap pencetus-pencetus spesifik yang dapat diidentifikasi seperti : tepung sari jamur, debu, bulu binatang, susu telor ikan obat-obatan serta bahan-bahan alergen yang lain. Sedangkan asthma intrinsik ( non atopi ) ditandai dengan mekanisme non alergik yang bereaksi terhadap pencetus yang tidak spesifik seperti : Udara dingin, zat kimia,yang bersifat sebagai iritan seperti : ozon ,eter, nitrogen, perubahan musim dan cuaca, aktifitas fisik yang berlebih , ketegangan mental serta faktor-faktor intrinsik lain. ( Antoni C, 1997 dan Tjen Daniel, 1991 ).
        Serangan asthma mendadak secara klinis dapat dibagi menjadi tiga stadium. Stadium pertama ditandai dengan batuk-batuk berkala dan kering. Batuk ini terjadi karena iritasi mukosa yang kental dan mengumpul. Pada stadium ini terjadi edema dan pembengkakan bronkus. Stadiun kedua ditandai dengan batuk disertai mukus yang jernih dan berbusa. Klien merasa sesak nafas, berusaha untuk bernafas dalam, ekspirasi memanjang diikuti bunyi mengi (wheezing ). Klien lebih suka duduk dengan tangan diletakkan pada pinggir tempat tidur, penberita tampak pucat, gelisah, dan warna kulit sekitar mulai membiru. Sedangkan stadiun ketiga ditandai hampir tidak terdengarnya suara nafas karena aliran udara kecil, tidak ada batuk,pernafasan menjadi dangkal dan tidak teratur, irama pernafasan tinggi karena asfiksia, ( Tjen daniel,1991 ).


II.4.Faktor yang mempengaruhi timbulnya Asma
       Pernafasan (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen kedalam tubuh. Serta menghembuskan udara yang banyak mengandung karbondioksida (CO2) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan ini disebut inspirasi dan menghembuskan disebut ekspirasi (Lorraine M.wilson,1995).
        Secara garis besar saluran pernafasan dibagi menjadi dua zona, zona konduksi yang dimulai dari hidung, faring, laring,trakea, bronkus, bronkiolus segmentalis dan berakir pada bronkiolus terminalis. Sedangkan zona respiratoris dimulai dari bronkiolus respiratoris, duktus alveoli dan berakhir pada sakus alveulus terminalis (N.L.G.Yasmin, 1995 dan Syaifuddin,1997).
       Saluran pernafasan mulai dari hidung sampai bronkiolus dilapisi oleh membran mukosa yang bersilia. Ketika udara masuk kerongga hidung, udara tersebut disaring, dihangatkan dan dilembabkan. Ketiga proses ini merupakan fungsi utama dari mukosa respirasi yang terdiri dari epiotel thorak yang bertingkat, bersilia dan bersel goblet.Permukaan epitel dilapisi oleh lapisan mukus yang sisekresi sel goblet dan kelenjar serosa. Partikel-partikel debu yang kasar dapat disaring oleh rambut-rambut yang terdapat dalam lubang hidung.       Sedangkan partikel yang halus akan terjerat dalam lapisan mukus untuk kemudian dibatukkan atau ditelan. Air   untuk kelembapan diberikan oleh lapisan mukus, sedangkan panas yang disuplai keudara inspirasi berasal dari   jaringan dibawahnya yang kaya dengan pembulu darah, sehingga bila udara mencapai faring hampir bebas debu,bersuhu mendekati suhu tubuh dan kelembapanya mencapai 100%(Lorraine M. Wilson, 1995).
       Asma ditandai dengan timbulnya mengi (wheezing), batuk dan rasa sesak di dada, sebagai akibat adanya bronkokonstriksi. Angka kesakitan dan kematian terus meningkat, dan meskipun telah dilakukan penelitian intensif, dasar penyebabnya masih belum diketahui. Namun terdapat 3 kelainan pada asma : sumbatan jalan napas yang sebagian reversible, inflamasi jalan napasserta hiperrespins jalan napas etrhadap berbagai rangsang.
       Adanya kaitan dengan alergi telah lama diketahui, dan kadar IgE plasma seringkali meningkat. Protein yang dilepaskan dari eosinofil pada reaksi inflamasi dapat merusak epitel saluran napas dan ikut berperan pada hiperrespons. Eosinofil dan sel mast melepaskan leukotrien yang menyebebakan bronkokonstriksi. Takikinin yang dilepas dari saraf sensorik pada saluran napas mungkin ikut berperan, dan didapatkan bukti adanya defisiensi VIP, suatu bronkodilator. Serangan asma lebih berat saat larut malam dan dini hari, karena seperti telah diuraikan sebelumnya, saat itu merupakan periode konstriksi maksimal irama sirkadian tonun bronkus. Udara dingin dan latihan fisik, yang keduanya biasanya menyebabkan brokokonstriksi, juga memicu serangan asma, dan pengaruh keduanya dicegah oleh penghambat sintesis atau kerja leukotrien. Rseptpr adrenergik-b memperantarai bronkodilatasi, dan pengobatan dengan inhalasi agonis adrenergik-b merupaka terapi standar ams. Reseptor muskarinik memperantarai bronkokonstriksi, dan obat penghambat  muskarinik kolinergik juga digunakan untuk pengobatan asma. Obat tambahan lain yang lazim digunakan adalah kromolin, yang menghamat pelepasan produk sel mast, dan glukokortikoid, yang menghambat respons inflamasi.
       Udara mengalir dari hidung kefaring yang merupakan tempat persimpangan antara jalan pernafasan dan jalan makanan. Faring dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu : nasofaring, orofaring dan laringofaring.  Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat terdapat follikel getah bening yang dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat dua buah tonsil kiri dan kanan dari tekak, (Syaifuddin,1997).
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak didepan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke trakea di bawahnya (Syaifuddin,1997). Laring merupakan rangkaian cincin tulang rawan yang dihubungkan oleh otot dan mengandung pita suara. Diantara pita suara terdapat glotis yang merupakan pemisah saluran pernafasan bagian atas dan bawah. Pada saat menelan, gerakan laring keatas, penutupan dan fungsi seperti pintu pada aditus laring dari epiglotis yang berbentuk daun berperan untuk mengarahkan makanan ke esofagus, tapi jika benda asing masih bisa melampaui glotis, maka laring mempunyai fungsi batuk yang akan membantu merngeluarkan benda dan sekret keluar dari saluran pernafasan bagian bawah, (Larroin M.W, 1995).
       Trakea dibentuk 16 sampai dengan 20 cincin tulang rawan, yang berbentuk seperti kuku kuda dengan panjang kurang lebih 5 inci (9-11 cm), lebar 2,5 cm, dan diantara kartilago satu dengan yang lain dihubaungkan oleh jaringan fibrosa, sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar(sel bersilia) yang hanya bergerak keluar. Sel-sel bersilia ini berguna untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama udara pernafasan, dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos dan lapisan mukusa, (Syaifuddin,1997).
       Bronkus merupakan lanjutan dari trakea ada dua buah yamg terdapat pada ketinggian vertebra torakalis ke IV dan V. Sedangkan tempat dimana trakea bercabang menjadi bronkus utama kanan dan kiri disebut karina. Karina memiliki banyak syaraf dan dapat menyebabkan bronkospasme dan batuk yang kuat jika batuk dirangsang . Bronkus utama kanan lebih pendek , lebih besar dan lebih vertikal dari yang kiri. Terdiri dari 6-8 cincin, mempunyai tiga cabang. Bronkus utama kiri lebih panjang,dan lebih kecil, terdiri dari 9-12 cicin serta mempunyai dua cabang,(Syaifuddin,1997).
       Bronkiolus terminalis merupakan saluran udara kecil yang tidak mengandung alveoli (kantung udara) dan memiliki garis  1 mm. Bronkiolus tidak diperkuat oleh cincin tulang rawan, tapi dikelilingi oleh otot polos sehingga ukuranya dapat berubah. Seluruh saluran uadara ,mulai dari hidung sampai bronkiolus terminalis ini disebut saluran penghantar udara atau zona konduksi. Bronkiolus ini mengandung kolumnar epitellium yang mengandung lebih banyak sel goblet dan otot polos, diantaranya strecch reseptor yang dilanjutkan oleh nervus vagus,(Lorraine M. Wilson,1995).
       Setelah bronkiolus terminalis terdapat asinus yang merupakan unit fungsional paru , yaitu tempat pertukaran gas. Asinus terdiri dari : Bronkiolus respiratoris, duktus alveolaris dan sakus alveolaris terminalis yang merupakan struktur akhir dari paru. (Lorraine M.Wilson,1995 ).
       Secara garis besar fungsi pernafasan dapat dibagi menjadi dua yaitu pertukaran gas dan keseimbangan asam basa. Fungsi pertukaran gas ada tiga proses yang terjadi.
       Pertama ventilasi, merupakan proses pergerakan keluar masuknya udara melalui cabang-cabang trakeo bronkial sehingga oksigen sampai pada alveoli dan karbondioksida dibuang. Pergerakan ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan. Udara akan mengalir dari tekanan yang tianggi ke tekanan yang rendah. Selama inspirasi volume thorak bertambah besar karena diafragma turun dan iga terangkat. Peningkatan volume ini menyebabkan menurunan tekanan intra pleura dari –4 mmHg (relatif terhadap tekanan atmosfir) menjadi sekita –8mmHg. Pada saat yang sama tekanan pada intra pulmunal menurun –2 mmHg (relatif terhadap tekanan atmosfir). Selisih tekanan antara saluran udara dan atmosfir menyebabkan udara mengalir kedalam paru sampai tekanan saluran udara sama dengan tekanan atmosfir. Pada ekspirasi tekanan intra pulmunal bisa meningkat 1-2 mmHg akibat volume torak yang mengecil sehingga udara mengalir keluar paru,(Lorraine M. Wilson,1995).
       Proses kedua adalah difusi yaitu masuknya oksigen dari alveoli ke kapiler melalui membran alveoli-kapiler. Proses ini terjadi karena gas mengalir dari tempat yang tinggai tekanan parsialnya ketempat yang lebih rendah tekanan partialnya. Oksigen dalam alveoli mempunyai tekanan partial yang lebih tinggi dari oksigen yang berada didalam darah. Karbondioksida darah lebih tinggi tekanan partialnya dari pada karbondioksida dialveoli. Akibatnya karbondioksida mengalir dari darah ke alveoli,(John Gibson,1995).
       Proses ketiga adalah perfusi yaitu proses penghantaran oksigen dari kapiler ke jaringan melalui transpor aliran darah. Oksigen dapat masik ke jaringan melalui dua jalan : pertama secara fisik larut dalam plasma dan secara kimiawi berikata dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin, sedangkan karbondioksida ditransportasi dalam darah sebagai bikarbonat, natrium bikarbonat dalam plasma dan kalium bikarbonat dalam sel-sel darah merah. Satu gram hemoglobin dapat mengika 1,34 ml oksigen. Karena konsentrasi hemoglobin rata-rata dalam darah orang dewasa sebesar 15 gram, maka 20,1 ml oksigen bila darah jenuh total ( Sa O2 = 100% ),bila darah teroksigenasi mencapai jaringan . Oksigen mengalir dari darah masuk ke cairan jaringan karena tekanan partial oksigen dalam darah lebih besar dari pada tekanan dalam cairan jaringan. Dari dalam cairan jaringan oksigen mengalir kedalan sel-sel sesuai kebutuhan masing-masing. Sedangkan karbondioksida yang dihasilkan dalam sel mengalir kedalam cairan jaringan. Tekanan partial karbondioksida dalam jaringan lebih besar dari pada tekanan dalam darah maka karbondioksida mengalir dari cairan  jaringan kedalam darah (Lorraine M.Wilson, 1995).
       Fungsi sebagain pengaturan keseimbangan asam basa : pH darah yang normal berkisar 7,35 – 7,45. Sedangkan manusia dapat hidup dalam rentang  pH 7,0 – 7,45. Pada peninggian CO2 baik karena kegagalan fungsi maupun tambahnya produksi CO2 jaringan yang tidak dikompensasi oleh paru menyebabkan perubahan pH darah. Asidosis respiratoris adalah keadaan terjadinya retensi CO2 atau CO2 yang diproduksi oleh jaringan lebih banyak dibandingkan yang dibebaskan oleh paru. Sedangkan alkalosis respiratorius adalah suatu keadaan Pa CO2 turun akibat hiper ventilasi, (Hudak dan Gallo,1997 ).


II.5.Faktor Pencetus Serangan Asthma Bronkiale
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan serangan asthma bronkiale atau sering disebut sebagai faktor pencetus adalah :
(1)   Alergen
Alergen adalah sat-zat tertentu bila dihisap atau di makan dapat menimbulkan serangan asthma, misalnya debu rumah, tungau debu rumah (Dermatophagoides pteronissynus) spora jamur, serpih kulit kucing, bulu binatang, beberapa makanan laut dan sebagainya.
(2)   Infeksi saluran nafas
Infeksi saluran nafas terutama oleh virus seperti influenza merupakan salah satu faktor pencetus yang paling sering menimbulkan asthma bronkiale. Diperkirakan dua pertiga penderita asthma dewasa serangan asthmanya ditimbulkan oleh infeksi saluran nafas (Sundaru, 1991).
(3) Tekanan jiwa
Tekanan jiwa bukan sebagai penyebab asthma tetapi sebagai pencetus asthma, karena banyak orang yang mendapat tekanan jiwa tetapi tidak menjadi penderita asthma bronkiale. Faktor ini berperan mencetuskan serangan asthma terutama pada orang yang agak labil kepribadiannya. Hal ini lebih menonjol pada wanita dan anak-anak (Yunus, 1994). Tekanan jiwa merupakan pencetus perubahan pada paru yang memungkinkan terjadinya asma. Kecemasan yang berlangsung terus menerus tanpa adanya suatu tindakan akan mengakibatkan peningkatan kecemasan ke level yang lebih parah dan meningkatkan resiko cedera, fungsi fisiologi abnormal (Carol Taylor, 1997 : 783). Respon yang ditimbulkan oleh kecemasan dapat dimanifestasikan oleh syaraf otonom (simpatis dan parasimpatis). Respon simpatis akan menyebabkan pelepasan epineprin, adanya peningkatan epineprin mengakibatkan denyut jantung cepat, pernafasan cepat dan dangkal, tekanan pada arteri meningkat. Kecemasan juga berdampak negatif pada fisiologi tubuh manusia antara lain dampak pada kardiovaskuler, sistem respirasi, gastro intestinal, neuromuscular, traktus urinarius, kulit, dampak pada perilaku, kognitif dan afektif.
(4) Olah raga / kegiatan jasmani yang berat
Sebagian penderita asthma bronkiale akan mendapatkan serangan asthma bila melakukan olah raga atau aktifitas fisik yang berlebihan. Lari cepat dan bersepeda paling mudah menimbulkan serangan asthma. Serangan asthma karena kegiatan jasmani (Exercise induced asthma /EIA) terjadi setelah olah raga atau aktifitas fisik yang cukup berat dan jarang serangan timbul beberapa jam setelah olah raga.
(5) Obat-obatan
Beberapa pasien asthma bronkiale sensitif atau alergi terhadap obat tertentu seperti penicillin, salisilat, beta blocker, kodein dan sebagainya.
(6) Polusi udara
Pasien asthma  sangat peka terhadap udara berdebu, asap pabrik / kendaraan, asap rokok, asap yang mengandung hasil pembakaran dan oksida fotokemikal, serta bau yang tajam.
(7) Lingkungan kerja
Diperkirakan 2 – 15% pasien asthma bronkiale pencetusnya adalah lingkunagn kerja (Sundaru, 1991).


II.6.Gejala Klinis Penyakit Asma
        Keluhan utama penderita  asma ialah sesak napas mendadak, disertai fase inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase ekspirasi, dan diikuti bunyi mengi (wheezing), batuk yang disertai serangn napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa  penderita  asma,  keluhan  tersebut  dapat  ringan,  sedang  atau  berat  dan sesak napas penderita timbul mendadak, dirasakan makin lama makin meningkat atau tiba-tiba menjadi lebih berat. Wheezing  terutama  terdengar  saat  ekspirasi.  Berat  ringannya  wheezing tergantung  cepat  atau  lambatnya  aliran  udara  yang  keluar  masuk  paru.  Bila dijumpai  obstruksi  ringan  atau  kelelahan  otot  pernapasan,  wheezing  akan terdengar lebih lemah atau tidak terdengar sama sekali. Batuk hamper selalu ada, bahkan  seringkali  diikuti  dengan  dahak  putih  berbuih.  Selain  itu,  makin  kental dahak, maka keluhan sesak akan semakin berat.
       Dalam keadaan sesak napas hebat, penderita lebih menyukai posisi duduk membungkuk  dengan  kedua  telapak  tangan  memegang  kedua  lutut.  Posisi  ini didapati  juga  pada  pasien  dengan  Chronic  Obstructive  Pulmonary  Disease (COPD). Tanda lain yang menyertai sesak napas adalah pernapasan cuping hidung yang sesuai  dengan  irama  pernapasan.  Frekuensi  pernapasan  terlihat  meningkat (takipneu), otot Bantu  pernapasan ikut  aktif, dan penderita tampak  gelisah. Pada fase  permulaan,  sesak  napas  akan  diikuti  dengan  penurunan PaO2  dan  PaCO2, tetapi  pH  normal  atau  sedikit  naik.  Hipoventilasi  yang  terjadi  kemudian  akan memperberat  sesak  napas,  karena  menyebabkan  penurunan  PaO2  dan  pH  serta meningkatkan PaCO2 darah. Selain itu, terjadi kenaikan tekanan darah dan denyut nadi  sampai  110-130/menit,  karena  peningkatan  konsentrasi  katekolamin  dalam darah akibat respons hipoksemia.
Tidak semua penderita asma memiliki pernafasan yang berbunyi, dan tidak semua orang yang nafasnya terdegar wheezing adalah penderita asma. Dan beberapa gejala lain yang dialami penderita asma yaitu;
Adanya sesak nafas sebagai akibat penyempitan saluran bronki (bronchiale).

Batuk berkepanjangan di waktu malam hari atau cuaca dingin.

Adanya keluhan penderita yang merasakan dada sempit.
Serangan asma yang hebat menyebabkan penderita tidak dapat berbicara karena kesulitannya dalam mengatur pernafasan.
Pada usia anak-anak, gejala awal dapat berupa rasa gatal dirongga dada atau leher. Selama serangan asma, rasa kecemasan yang berlebihan dari penderita dapat memperburuk keadaanya. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.

II.7.Dampak yang ditimbulkan oleh asma Bronkhiale
       Dampak yang ditimbulkan oleh asma Bronkhiale  pada:
Sistem Pernafasan
Sistem pernafasan berupa :
a. Peningkatan frekuensi pernafasan, susah bernafas, perpendekan periode inspirasi, pemanjangan ekspirasi
b. Penggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi sternum, pengangkatan bahu waktu bernafas).
c. Pernafasan cuping hidung.
d. Adanya mengi yang terdengar tanpa stetoskop.
e. Batuk keras, kering dan akhirnya batuk produktif.
f. Faal paru terdapat penurunan FEV1.
Sistem Kardiovaskuler
a. Takikardia
b. Tensi meningkat
c. Pulsus paradoksus (penurunan tekanan darah) 10 mmHg pada waktu inspirasi).
d. Sianosis
e. Diaforesis
f. Dehidrasi
Psikologis
a. Peningkatan ansietas (kecemasan) : takut mati, takut menderita, panik, gelisah.
b. Ekspresi marah, sedih, tidak percaya dengan orang lain, tidak perhatian.
c. Ekspresi tidak punya harapan, helplessness.
Hematologi
a. Eosinofil meningkat > 250 / mm3
b. Penurunan limfosit dan komponen sel darah putih yang lain.
c. Penurunan Immunoglobulin A (IgA)
II.8. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan sputum pada penderita asma akan didapati :
Kristal-kristal  charcot  leyden  yang  merupakan  degranulasi  dari kristal eosinopil.
Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell (sel cetakan) dari cabang bronkus.
Creole yang merupakan fragmen dari epitel bronkus.
Netrofil dan eosinopil yang terdapat pada sputum, umumnya bersifat mukoid  dengan  viskositas  yang  tinggi  dan  kadang  terdapat  mucus plug.
Pemeriksaan darah
Analisa  gas  darah  pada  umumnya  normal  akan  tetapi  dapat  pula terjadi hipoksemia, hiperkapnia, atau asidosis.
Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH.
Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang di atas 15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi.
Pada pemeriksaan faktor-faktor alergi terjadi peningkatan  dari  Ig E pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari serangan. (Medicafarma,2008)

 II.9. Pemeriksaan Radiologi
Gambaran  radiologi  pada  asma  pada  umumnya  normal.  Pada  waktu serangan  menunjukan gambaran  hiperinflasi  pada  paru-paru  yakni radiolusen  yang  bertambah  dan  peleburan  rongga  intercostalis,  serta diafragma  yang  menurun.  Akan  tetapi  bila  terdapat  komplikasi,  maka kelainan yang didapat adalah sebagai berikut:
Bila  disertai  dengan  bronkitis,  maka bercak-bercak  di  hilus  akan bertambah.
Bila  terdapat  komplikasi  empisema  (COPD),  maka  gambaran  radiolusen akan semakin bertambah.
Bila terdapat komplikasi, maka terdapat gambaran infiltrate pada paru
Dapat pula menimbulkan gambaran atelektasis lokal.
Bila  terjadi  pneumonia  mediastinum,  pneumotoraks,  dan pneumoperikardium, maka dapat dilihat bentuk gambaran radiolusen pada paru-paru. (Medicafarma,2008)

II.10. Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor alergi dengan berbagai alergen yang dapat menimbulkan  reaksi  yang  positif  pada  asma.  Pemeriksaan  menggunakan  tes tempel. (Medicafarma,2008)

II.9. Elektrokardiografi
Gambaran  elektrokardiografi  yang  terjadi  selama  serangan  dapat  dibagi menjadi  3  bagian,  dan  disesuaikan  dengan  gambaran  yang  terjadi  pada empisema paru yaitu :
Perubahan  aksis  jantung,  yakni  pada  umumnya  terjadi right  axis  deviasi dan clockwise rotation.
Terdapatnya  tanda-tanda  hipertropi  otot  jantung,  yakni terdapatnya  RBB (Right bundle branch block).
Tanda-tanda hopoksemia, yakni terdapatnya sinus tachycardia, SVES, dan VES atau terjadinya depresi segmen ST negative. (Medicafarma,2008)

II.10. Spirometri
Untuk  menunjukkan  adanya  obstruksi  jalan  napas  reversible,  cara  yang paling  cepat  dan  sederhana  diagnosis  asma  adalah  melihat  respon  pengobatan dengan  bronkodilator.  Pemeriksaan  spirometer  dilakukan  sebelum  dan  sesudah pemberian  bronkodilator  aerosol  (inhaler  atau  nebulizer)   golongan  adrenergik. Peningkatan  FEV1  atau  FVC  sebanyak  lebih  dari  20%  menunjukkan  diagnosis asma.  Tidak  adanya  respon  aerosol  bronkodilator  lebih  dari  20%.  Pemeriksaan spirometri  tidak  saja  penting  untuk  menegakkan  diagnosis  tetapi  juga  penting untuk  menilai  berat  obstruksi  dan  efek  pengobatan.  Banyak  penderita  tanpa
keluhan  tetapi  pemeriksaan  spirometrinya  menunjukkan  obstruksi.
II.11. Berdasarkan Keparahan Penyakit
Asma intermiten
Gejala  muncul  <  1  kali  dalam  1  minggu,  eksaserbasi  ringan  dalam beberapa jam atau hari, gejala asma malam hari terjadi < 2 kali dalam 1 bulan, fungsi paru normal dan asimtomatik di antara waktu serangan, Peak Expiratory Folw (PEF) dan Forced Expiratory Value in 1 second (PEV1) > 80%
Asma ringan
Gejala muncul > 1 kali dalam 1 minggu tetapi  <  1 kali dalam 1  hari, eksaserbasi mengganggu aktifitas  atau tidur,  gejala  asma  malam  hari terjadi > 2 kali dalam 1 bulan, PEF dan PEV1 > 80%
Asma sedang (moderate)
Gejala muncul tiap  hari,  eksaserbasi  mengganggu aktifitas atau tidur, gejala asma malam hari terjadi >1 kali dalam 1 minggu, menggunakan inhalasi  beta 2  agonis kerja  cepat dalam  keseharian,  PEF dan  PEV1 >60% dan < 80%
Asma parah (severe)
Gejala  terus  menerus  terjadi,  eksaserbasi  sering  terjadi,  gejala  asma malam  hari sering terjadi,  aktifitas fisik  terganggu oleh  gejala asma, PEF dan PEV1 < 60%

II.12. Penatalaksanaan
Pendidikan / edukasi kepada penderita dan keluarga
Pengobatan  yang efektif hanya mungkin berhasil dengan penatalaksanaan yang  komprehensif,  dimana  melibatkan  kemampuan  diagnostik  dan  terapi  dari seorang dokter  Puskesmas di satu  pihak  dan  adanya  pengertian  serta kerjasama penderita  dan  keluarganya  di  pihak  lain.  Pendidikan  kepada  penderita  dan keluarganya adalah menjadi tanggung jawab dokter Puskesmas, sehingga  dicapai hasil pengobatan yang memuaskan bagi semua pihak.
Beberapa hal yang perlu diketahui dan dikerjakan oleh penderita dan keluarganya adalah :
1. Memahami sifat-sifat dari penyakit asma :
Bahwa penyakit asma tidak bisa sembuh secara sempurna.
Bahwa penyakit asma bisa disembuhkan tetapi pada suatu saat oleh karena
faktor tertentu bisa kambuh lagi.
Bahwa  kekambuhan  penyakit  asma  minimal  bisa  dijarangkan  dengan
pengobatan jangka panjang secara teratur.

2. Memahami  faktor  yang  menyebabkan  serangan  atau  memperberat  serangan,
seperti :
Inhalan  :  debu  rumah,  bulu  atau  serpihan  kulit  binatang  anjing,  kucing,
kuda dan spora jamur.
Ingestan : susu, telor, ikan, kacang-kacangan, dan obat-obatan tertentu.
Kontaktan : zalf kulit, logam perhiasan.
Keadaan  udara  :  polusi,  perubahan  hawa  mendadak,  dan  hawa  yang
lembab.
Infeksi saluran pernafasan.
Pemakaian narkoba atau napza serta merokok.
Stres psikis termasuk emosi yang berlebihan.
Stres fisik atau kelelahan.

Penderita  dan  keluarga  sebaiknya  mampu  mengidentifikasi  hal-hal  apa
saja yang memicu dan memperberat serangan asma penderita. Perlu diingat bahwa pada beberapa pasien, faktor di atas bersifat individual dimana antara pasien satu dan yang lainnya tidaklah sama tetapi karena hal itu sulit untuk ditentukan secara pasti maka lebih baik untuk menghindari faktor-faktor si atas.

3. Memahami  faktor-faktor  yang  dapat  mempercepat  kesembuhan,  membantu
perbaikan dan mengurangi serangan :
Menghindari  makanan  yang  diketahui  menjadi  penyebab  serangan
(bersifat individual).
Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es.
Berhenti merokok dan penggunakan narkoba atau napza.
Menghindari kontak dengan hewan diketahui menjadi penyebab serangan.
Berusaha  menghindari  polusi  udara  (memakai masker),  udara  dingin  dan
lembab.
Berusaha menghindari kelelahan fisik dan psikis.
Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apalagi bila disertai dengan batuk
dan pilek.
Minum  obat  secara  teratur  sesuai  dengan  anjuran  dokter,  baik  obat
simptomatis maupun obat profilaksis.
Pada  waktu  serangan  berusaha  untuk  makan  cukup  kalori  dan  banyak
minum air hangat guna membantu pengenceran dahak.
Manipulasi lingkungan : memakai kasur dan bantal dari busa, bertempat di
lingkungan dengan temperatur hangat.

4. Memahami kegunaan  dan  cara  kerja  dan cara  pemakaian obat –  obatan yang
diberikan oleh dokter :
Bronkodilator : untuk mengatasi spasme bronkus.
Steroid : untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan.
Ekspektoran : untuk mengencerkan dan mengeluarkan dahak.
Antibiotika  :  untuk  mengatasi  infeksi, bila  serangan  asma dipicu  adanya
infeksi saluran nafas.
5. Mampu menilai kemajuan dan kemundur an dari penyakit dan hasil pengobatan.
6. Mengetahui kapan “self treatment” atau pengobatan mandiri harus diakhiri dan
segera mencari pertolongan dokter.

Penderita dan keluarganya juga harus mengetahui beberapa pandangan yang salah tentang asma, seperti :
1. Bahwa asma semata-mata timbul karena alergi, kecemasan atau stres, padahal keadaan bronkus yang hiperaktif merupakan faktor utama.
2. Tidak ada sesak bukan berarti tidak ada serangan.
3. Baru berobat atau minum obat bila sesak nafas saja dan segera berhenti minum obat bila sesak nafas berkurang atau hilang.

Pengobatan asma
Pengobatan asma secara garis besar dibagi dalam pengobatan non farmakologik dan pengobatan farmakologik.

1. Pengobatan non farmakologik
a) Penyuluhan
Penyuluhan ini ditujukan pada peningkatan pengetahuan klien tentang penyakit asma sehinggan klien secara sadar menghindari faktor-faktor pencetus, serta menggunakan obat secara benar dan berkonsoltasi pada tim kesehatan.
b) Menghindari faktor pencetus
Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus serangan asma yang ada pada lingkungannya, serta diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk pemasukan cairan yang cukup bagi klien.
c) Fisioterapi
Fisioterpi dapat digunakan untuk mempermudah pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan drainage postural, perkusi dan fibrasi dada.

2. Pengobatan farmakologik
a) Agonis beta
Bentuk aerosol bekerja sangat cepat diberika 3-4 kali semprot dan jarak antara semprotan pertama dan kedua adalan 10 menit. Yang termasuk obat ini adalah metaproterenol ( Alupent, metrapel ).
b) Metil Xantin Golongan Golongan metil xantin adalan aminophilin dan teopilin, obat ini diberikan bila golongan beta agonis tidak memberikan hasil yang memuaskan. Pada orang dewasa diberikan 125-200 mg empat kali sehari.
c) Kortikosteroid
Jika agonis beta dan metil xantin tidak memberikan respon yang baik, harus diberikan kortikosteroid. Steroid dalam bentuk aerosol ( beclometason dipropinate ) dengan disis 800  empat kali semprot tiap hari. Karena pemberian steroid yang lama mempunyai efek samping maka yang mendapat steroid jangka lama harus diawasi dengan ketat.
d) Kromolin
Kromolin merupakan obat pencegah asthma, khususnya anak-anak . Dosisnya berkisar 1-2 kapsul empat kali sehari.
e) Ketotifen
Efek kerja sama dengan kromolin dengan dosis 2 x 1 mg perhari. Keuntunganya dapat diberikan secara oral.
f) Iprutropioum bromide (Atroven)
Atroven adalah antikolenergik, diberikan dalam bentuk aerosol dan bersifat bronkodilator.

3. Pengobatan selama serangan status asthmatikus      
a) Infus RL : D5  = 3 : 1 tiap 24 jam
b) Pemberian oksigen 4 liter/menit melalui nasal kanul
c) Aminophilin bolus 5 mg / kg bb diberikan pelan-pelan selama 20 menit dilanjutkan   drip Rlatau D5 mentenence (20 tetes/menit) dengan dosis 20 mg/kg bb/24 jam.
d) Terbutalin 0,25 mg/6 jam secara sub kutan.
e) Dexamatason 10-20 mg/6jam secara intra vena.
f) Antibiotik spektrum luas.

4. Pengobatan simptomatik
Tujuan Pengobatan Simpatomimetik adalah :
a) Mengatasi serangan asma dengan segera.
b) Mempertahankan dilatasi bronkus seoptimal mungkin.
c) Mencegah serangan berikutnya.

Obat pilihan untuk pengobatan simpatomimetik di Puskesmas adalah:
1) Bronkodilator golongan simpatomimetik (beta adrenergik / agonis beta)
a) Adrenalin  (Epinefrin)  injeksi.  Obat  ini  tersedia  di  Puskesmas dalam kemasan ampul  2 cc. Dosis  dewasa :  0,2-0,5 cc dalam  larutan 1  : 1.000  injeksi  subcutan.
Dosis  bayi  dan  anak :  0,01 cc/kg  BB,  dosis  maksimal  0,25  cc.  Bila  belum  ada perbaikan, bisa diulangi sampai 3 X tiap15-30 menit.
b) Efedrin. Obat ini tersedia di Puskesmas berupa tablet 25 mg. Aktif dan efektif
diberikan peroral.
c) Salbutamol. Obat ini tersedia di Puskesmas berupa tablet kemasan 2 mg dan 4 mg. Salbutamol merupakan bronkodilator yang sangat poten bekerja cepat dengan efek samping minimal. Dosis : 3-4 X 0,05-0,1 mg/kg BB
2) Bronkodilator golongan teofilin
a) Teofilin. Obat ini tidak tersedia di Puskesmas. Dosis : 16-20 mg/kg BB/hari oral atau IV.
b) Aminofilin. Obat ini tersedia di Puskesmas berupa tablet 200 mg dan injeksi 240 mg/ampul. Dosis intravena : 5-6 mg/kg BB diberikan pelan-pelan. Dapat diulang 6-8 jam kemudian , bila tidak ada perbaikan. Dosis : 3-4 X 3-5 mg/kg BB
c) Kortikosteroid. Obat  ini tersedia di Puskesmas tetapi sebaiknya hanya dipakai dalam  keadaan  pengobatan  dengan  bronkodilator   baik  pada  asma  akut  maupun kronis  tidak  memberikan  hasil  yang  memuaskan  dan  keadaan  asma  yang membahayakan  jiwa  penderita  (contoh  :  status  asmatikus).  Dalam  pemakaian jangka  pendek  (2-5  hari)  kortikosteroid  dapat  diberikan dalam  dosis  besar  baik oral maupun parenteral,  tanpa perlu tapering  off. Obat  pilihan hidrocortison dan dexamethason (Medlinux,2008)
d) Ekspektoran.
Adanya mukus kental dan berlebihan (hipersekresi) di dalam saluran pernafasan menjadi salah satu pemberat serangan asma, oleh karenanya harus diencerkan dan dikeluarkan.  Sebaiknya  jangan  memberikan  ekspektoran  yang  mengandung antihistamin,  sedian  yang  ada  di  Puskesmas  adalah  Obat  Batuk  Hitam  (OBH), Obat Batuk Putih (OBP), Glicseril guaiakolat (GG)  (Medlinux,2008)
e) Antibiotik
Hanya  diberikan  jika  serangan  asma  dicetuskan  atau  disertai  oleh rangsangan infeksi  saluran  pernafasan,  yang  ditandai  dengan  suhu  yang  meninggi.

5. Pengobatan Profilaksis
Pengobatan  profilaksis  dianggap  merupakan  cara  pengobatan  yang  paling
rasional,  kar ena  sasaran  obat-obat  tersebut  langsung  pada  faktor-faktor  yang
menyebabkan bronkospasme. Pada umumnya pengobatan profilaksis berlangsung
dalam jangka panjang, dengan cara kerja obat sebagai berikut :
1) Menghambat pelepasan mediator.
2) Menekan hiperaktivitas bronkus.
Hasil yang diharapkan dari pengobatan profilaksis adalah :
a. Bila mungkin bisa menghentikan obat simptomatik.
b. Menghentikan atau mengurangi pemakaian steroid.
c. Mengurangi banyaknya jenis obat dan dosis yang dipakai.
d. Mengurangi tingkat keparahan penyakit, mengurangi frekwensi serangan  dan meringankan beratnya serangan.
Obat profilaksis yang biasanya digunakan adalah :
Steroid dalam bentuk aerosol.
Disodium Cromolyn.
Ketotifen.
Tranilast.

PENUTUP
  Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.  Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya. Akhir kata  saya mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang  telah membantu  terbentuknya makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
1. Perawat Sukses, http://ayosz.wordpress.com/2009/01/07/patofisiologi-asma/.pdf
2. Prof.Heru Sundaru. Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Ringkasan Pidato Mengenai Asma. staff.ui.ac.id/internal/.../PidatopengukuhanProfHeruRingkasan
3. Pedoman penatalaksanaan status asthmatikus UPF paru RSUD Dr Soetomo Surabaya
4. Medicafarma.  (2008, Mei 7). Asma Bronkiale. http://medicafarma.blogspot.com/2008/05/asma-bronkiale.html
5. Medlinux.  (2008,  Juli  18). Penatalaksanaan  Asma  Bronkial
http://medlinux.blogspot.com/2008/07/penatalaksanaan-asma-bronkial.html
6. Muchid,  dkk.  (2007,  September). Pharmaceutical  care  untuk  penyakit  asma.
Direktorat  Bina  Farmasi  Komunitas Dan  Klinik  Depkes  RI: http://125.160.76.194/bidang/yanmed/farmasi/Pharmaceutical/ASMA.pdf

Continue...


 
Iklan Jawa Pos | Toyota Insurance | Trainingsgerate